Air sudah menjadi darah daging dalam diri kita, baik untuk minum, mandi, maupun keperluan sehari-hari. Keberadaan air benar-benar penting dalam kehidupan kita.
Coba bayangkan jika di dunia ini tak ada air, apa yang terjadi? Bisa tak ada makhluk hidup yang dapat bertahan sebab manusia, binatang, dan tumbuhan membutuhkan air. Air berperan penting dalam kehidupan kita.
Aku teringat tempat tinggalku kini, Soroako, Sulawesi Selatan. Air di tempat tinggalku berlimpah, tak pernah ada keluhan kekurangan air. Bahkan, sebagian orang sering tak memanfaatkan air dengan baik. Mereka turut mencemari air dengan membuang sampah di sembarang tempat.
Di tempat tinggalku ada tiga danau, yaitu Danau Matano, Danau Mahalona, dan Danau Towuti, serta sebuah pabrik nikel, PT Internasional Nickel Indonesia (PT lnco) yang sangat besar. Di antara ketiga danau itu, Danau Towuti yang terluas. Adapun Danau Matano terdekat dengan rumahku. Akan tetapi, airnya diolah dahulu, baru bisa kami nikmati.
Ada hal unik dari Danau Matano, yaitu permukaannya seperti huruf V atau berbentuk cekung. Jadi, saat kita berenang, awalnya masih menginjak permukaan tanah. Namun tak jauh dari tempat kita semula berdiri, kaki kita sudah tak menginjaknya lagi. Permukaan danau menurun, bentuknya seperti mangkok.
Danau Matano, bagi masyarakat sekitarnya, disebut Pantai Ide. Lokasi ini juga menjadi salah satu tempat rekreasi bagi masyarakat Soroako dan sekitarnya.
Ketiga danau itu berfungsi menyuplai air ke Bendungan Balambano, yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air. Listrik lalu dipasok ke daerah tempat tinggal kami dan pabrik PT lnco. Tanpa ketiga danau ini,
kami kesulitan mendapatkan pasokan listrik. Apalagi, Soroako berada di tengah hutan, jauh dari perkotaan.
Selain bendungan di Balambano, ada lagi bendungan di daerah tempat tinggalku, namanya Bendungan Larona. Fungsinya tak beda dengan Bendungan Balambano. Ada lagi pelabuhan untuk mengekspor nikel, namanya Malili.
Kurang pengetahuan
Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, termasuk sumber mata airnya. Sayang, pemanfaatannya kurang baik. Salah satu penyebabnya, masih kurangnya pengetahuan dan tingkat pendidikan masyarakat. Banyak daerah dengan sumber daya alam melimpah, tetapi tak dimanfaatkan dengan baik.
Sebenarnya banyak daerah di Indonesia yang beruntung, sama kondisinya seperti tempat tinggalku. Namun, banyak pula yang sebaliknya, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Ayahku dari NTT. Dia bercerita, NTT sering kekurangan air.
Kata ayahku, saat musim kemarau, air sulit didapat. Warga mesti pergi mencari air ke sumur-sumur yang jauh letaknya meski belum tentu juga mereka menemukan air. Kalaupun ada air, mereka belum tentu bisa mendapatkannya karena mereka harus berebutan.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar pada masa depan air tak habis. Kita bisa memulainya dari hal ”kecil”, seperti mematikan keran air saat tak dipakai lagi dan menggunakan air seperlunya. Bayangkan, jika setiap orang di Bumi ini melakukan hal itu, niscaya pada masa yang akan datang kita merasakan manfaatnya.
Sangat disayangkan masih banyak orang di Tanah Air yang suka menebang pohon di hutan. Padahal, akar pohon itu berguna untuk menyerap air. Hutan yang gundul tak bisa menyerap dan menahan air. Dengan demikian, persediaan air di dalam tanah pun menjadi berkurang.
Itulah sebabnya, teman-teman, mulai sekarang kita harus menjaga ketersediaan sumber mata air di daerah sekitar kita masing-masing. Galakkan atau setidaknya ikutilah kegiatan yang bermanfaat, seperti aktif dalam program penanaman kembali (reboisasi) hutan yang telah gundul dan hemat dalam menggunakan air.
Dengan menjaga ketersediaan sumber air dari sekarang, kita telah menolong anak cucu kita pada masa datang. Jangan sampai mereka tak bisa lagi merasakan yang namanya air! (Veronica Inge A, SMA YPS Soroako)
Post Date : 18 Maret 2011
|