|
BLANG MANGAT - Masyarakat sejumlah desa di Kecamatan Blang Mangat, Pemko Lhokseumawe, mengeluhkan kondisi air sumur di sepanjang pantai Meuraksa yang hingga kini masih berasa asin, meski tsunami sudah berlalu hampir tujuh bulan. Di beberapa kampung di wilayah itu sejumlah sumur penduduk masih terasa asin air dan ini merupakan keluhan paling mendasar. Hanya namanya saja Blang Mangat, tapi airnya tetap asin, kata Ummi Asiah (40), warga Desa Teungoh Kemukiman Meuraksa. Menurut Ummi dan beberapa penduduk lainnya di Desa Baloi, Blang Teu, dan Meunasah Tunong, seluruh air sumur tak dapat dikonsumsi lagi untuk air minum. Sebelum tsunami memporak-porandakan kawasan itu, sumur warga berasa tawar, tapi setelah bencana alam itu semuanya menjadi asin. Ini musibah di atas musibah, kata Aisyah (43), warga lainnya. Masyarakat setempat, kata Aisyah, telah berupaya menggali sumur baru dengan harapan mendapat air tawar. Tapi, hingga kini belum didapat air tawar. Nursiah, warga Desa Baloi, dan beberapa warga lainnya meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan fasilitas sumur bor di kawasan itu, agar tersedia air tawar. Selama ini warga di kawasan ini sehari-hari mengambil air di daerah yang agak jauh dari pantai. Untungnya, sesekali ada mobil tanki yang membagi-bagikan air gratis kepada warga, tapi dijatah. Selain Blang Mangat, nasib serupa juga menimpa beberapa desa di Kecamatan Seunuddon, seperti Desa Teupin Kuyuen, Ulee Rubek Barat, dan Ulee Rubek Timur. Di sini sumber air bersih yang tawar sangat sulit didapat, kata Tgk Abdul Gani, mantan kepala Desa Teupin Kuyuen. (ib) Post Date : 20 Juli 2005 |