Air Bersih Tangerang Kritis

Sumber:Koran Tempo - 21 Juli 2006
Kategori:Air Minum
TANGERANG -- Wilayah Tangerang memasuki titik kritis air bersih. Jika dalam sepekan ke depan tak ada hujan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja akan berhenti berproduksi. Akibatnya, sekitar 90 ribu pelanggan air bersih di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang pun terancam tak bisa mendapatkan air bersih.

Juru bicara PDAM Tirta Kerta Raharja, Anda Suhanda, mengatakan, beberapa pekan terakhir debit air Sungai Cisadane--sumber bahan baku air bersih di wilayah Tangerang--terus menyusut. "Saat ini kami sangat bergantung pada kiriman air dari Bogor," kata Anda kemarin.

Menurut Anda, krisis air baku terjadi merata di lima instalasi pengelolaan air (IPA) milik PDAM Tirta Kerta Raharja, yaitu IPA Cikokol, IPA Serpong, IPA Solear, IPA Bojong Renged, dan IPA Perumnas. Di kelima instalasi itu, permukaan air rata-rata turun 3-4 meter dari permukaan air normal.

"Sampai hari ini memang masih fluktuatif. Masih ada kiriman air dari Bogor. Tapi itu tak menjamin karena penyusutan secara drastis akan terjadi jika tak ada hujan," kata Anda.

Kemarin siang, misalnya, permukaan air di IPA Cikokol setinggi 9,60 meter susut 3,4 meter dari kondisi normal (13 meter). Jika air terus menyusut sampai titik 8 meter, IPA Cikokol akan berhenti. "Sudah tidak ada air lagi yang bisa disedot," ujar Anda.

Jika pasokan air baku normal, IPA Cikokol bisa memproduksi air bersih 1.200 liter per detik. Instalasi ini melayani sekitar 71 ribu pelanggan di wilayah Kota Tangerang, Cikokol, Perumnas, Karawaci, Jatiuwung, Kota Bumi, dan Pasar Kemis.

Pasokan air ke IPA Serpong juga masuk di ambang kritis. Permukaan air turun menjadi 14,65 meter dari titik normal 15,5 meter. "Jika air turun sampai 14 meter, produksi akan terhenti," kata Anda.

Jika IPA Cikokol menghentikan produksinya, pelanggan air di wilayah Jakarta bakal terkena dampaknya. Sebab, dari 3.000 liter per detik air yang diproduksi instalasi ini, 2.800 liter per detik dijual ke wilayah Jakarta dalam bentuk air curah. Sisanya, 200 liter per detik, dijual kepada pengembang Perumahan Bumi Serpong Damai dan Alam Sutra.

Kondisi serupa juga terjadi di IPA Solear, yang melayani 7.347 pelanggan di wilayah Balaraja dan Tigaraksa. Air di instalasi yang memproduksi air 100 liter per detik itu kini masuk pada level 1,60 meter dari permukaan normal 2,40 meter. "Ini juga di ambang kritis," kata Anda.

Di IPA Bojong Renged, kondisinya tak lebih baik. Sebanyak 4.500 pelanggan terancam tak akan kebagian pasokan air bersih.

Dalam sepekan ini, PDAM Tirta Kerta Raharja akan membagi air secara bergilir kepada para pelanggan. Penutupan penyaluran air akan dilakukan secara bergilir setiap 3-4 jam. "Jalur-jalur tertentu akan ditekan dulu," ucap Anda.

Karena krisis air diperkirakan masih panjang, PDAM Tirta Kerta Raharja mengimbau agar pelanggannya menghemat pemakaian air bersih. "Gunakan air untuk yang penting-penting saja. Untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan, jangan memakai air PAM dulu," kata Anda menyarankan. JONIANSYAH

Post Date : 21 Juli 2006