Air Bersih semakin Langka

Sumber:Media Indonesia - 11 Maret 2011
Kategori:Air Minum

AIR menjadi barang langka manakala kelestariannya tidak dijaga. "Air kelihatannya memang banyak, tapi sebenarnya hanya sedikit air bersih yang tersedia," ujar Tri Rooswiadji dari World Wildlife Fund (WWF).

WWF mencatat, saat ini ketersediaan air tawar di seluruh dunia hanya tinggal 3%. Sementara sisanya sebanyak 97% adalah air laut. Jumlah air yang sedikit itu dari tahun ke tahun semakin berkurang untuk pemenuhan kebutuhan 7 miliar jiwa di seluruh dunia.

Hal tersebut diingatkan kembali dalam peringatan Hari Air Sedunia yang diselenggarakan Universitas Trisakti, WWF, dan Harian Media Indonesia, kemarin Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Trisakti Ariani Dwi Astuti mengungkapkan bahwa keberadaan air bersih kian terbatas manakala sanitasi tidak lagi diprioritaskan. Pemerintah daerah di Indonesia hanya menyisipkan 3% dari dana APBD mereka untuk penanganan masalah sanitasi. "Hal ini menjadi salah satu penyebab penurunan drastis terhadap ketersediaan air bersih di Indonesia," ungkap Ariani.

Ia juga memaparkan, 63% air di Indonesia di antaranya berada di septic tank, sisanya 16,7% di sungai, dan hanya 14,4% yang berada di tanah.

"Ketika kita menggunakan air bersih dari alam, seharusnya kita mampu mengembalikannya lagi ke alam berupa air bersih," lanjut Ariani.

Tapi, sayangnya sebanyak 60% hingga 80% air bersih yang digunakan cenderung akan menjadi air limbah.

Saat ini Indonesia masih tertinggal dalam pengolahan air limbah. Biaya mahal dan keterbatasan lahan menjadi kendala dalam mendirikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Untuk saat ini IPAL di Jakarta hanya berada di kawasan Thamrin. "Nantinya akan dibangun IPAL secara terpusat yang akan berlanjut hingga ke kawasan Pluit," ungkap Ariani.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk menghemat penggunaan air tanah. Misalnya dengan memanfaatkan air hujan untuk keperluan mencuci mobil, mengepel lantai, dan menyiram tanaman. (*/J-3)



Post Date : 11 Maret 2011