|
MASYARAKAT sebetulnya tidak perlu panik menghadapi penyakit di musim hujan atau pascabanjir, bila upaya antisipasinya dilakukan dengan baik. Caranya adalah memerhatikan sanitasi lingkungan dan masalah kebersihan. Setelah memerhatikan kebersihan lingkungan, barulah masyarakat menanamkan pola hidup sehat. Misalnya, biasanya mengonsumsi air bersih yang sudah dimasak, cuci tangan sebelum makan, dan menghindari daerah lembap. Kalaupun mengungsi pilihlah tempat yang aman dan sehat, agar terhindar dari penyakit. Air bersih merupakan masalah penting yang harus diperhatikan pada musim banjir. Untuk itu ketersediaan air bersih untuk mandi, mencuci, masak, dan minum tidak boleh kurang. Namun, ketika banjir air memang yang paling mudah terkontaminasi kotoran, sampah, bakteri, atau virus. Ahli hidrologi Dr Arie Herlambang beberapa waktu lalu mengatakan air kotor merupakan tempat berkembang biaknya bakteri penyebab diare, gatal-gatal, dan penyakit lainnya. Menurut Ari, kualitas air sangat tergantung pada kebersihan lingkungan tempat air itu sendiri. Datangnya hujan sebetulnya sangat baik buat air itu sendiri, karena air yang ada di tanah diangkat ke permukaan. ''Biasanya air tanah sudah jernih, karena unsur organiknya rendah,'' ujarnya. Ketika turun hujan, kata Arie, sebetulnya air melakukan proses filterisasi secara alamiah, sehingga ketika terangkat ke permukaan airnya justru jernih. ''Cuma karena lingkungan di sekitarnya buruk, maka air bersih itu tercampur dengan air yang tercemar. Air tercemar mengandung unsur organik, seperti bakteri E-coli yang menyebabkan diare, tifus, dan disentri.'' Jadi, lanjutnya, meningkatnya penyakit diare di musim penghujan atau banjir, karena sanitasi lingkungan yang buruk. Arie mengakui di Jakarta belum semua wilayah mendapat pelayanan PDAM (perusahaan daerah air minum). Namun, masyarakat bisa mengolah sendiri air bersih di rumah atau wilayahnya dengan menggunakan pasir-karbon, atau menggunakan tawas lalu disaring. ''Alat sederhana tersebut berguna dalam menyaring air tanah yang dicurigai tercemar.'' Harus disediakan Ketika warga dilanda banjir memperoleh air bersih tentu tidaklah mudah. Mengambil air tanah pun tidak mungkin dilakukan, karena genangan air masih setinggi betis kaki atau kusen pintu. Untuk itulah Pemprov DKI Jakarta harus selalu menyuplai kebutuhan air bersih di tempat-tempat penampungan atau pengungsian warga korban banjir. Sebab warga harus selalu mandi membersihkan diri setelah badannya terkena air banjir. Sehingga terhindar dari penyakit kulit, seperti gatal-gatal atau leptospirosis. Selain untuk membersihkan badan, air bersih juga sangat dibutuhkan untuk membersihkan peralatan dapur, menyuci bahan makanan serta memasak. Sehingga apa yang dimasuk ke dalam tubuh terjamin kebersihannya, dan warga pun terhindar dari diare. (V-1) Post Date : 23 Februari 2005 |