|
PONOROGO -- Kekeringan yang melanda sebagian wilayah Ponorogo terus berlanjut. Bahkan, warga Desa Ngindeng dan Bondrang, Sawoo, serta Duri, Slahung mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Hingga saat ini, puluhan kepala keluarga (KK) yang mukim di daerah itu terus mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM. Diprediksi, kekeringan bakal meluas setelah sepekan ini sumur air di desa lainnya juga mulai kering. Dari pantauan koran ini, beberapa warga kawasan di pinggiran kota Ponorogo mulai khawatir terhadap cadangan air di sumur. Sebab, dalam minggu-minggu ini debit airnya mulai susut. "Bahkan, dalam beberapa hari ini air dalam sumur sering kali habis," jelas seorang warga Suren, Mlarak. Untuk memenuhi kebutuhan memasak dan mandi, terpaksa harus menunggu mengalirnya sumber lagi. "Kalau kondisi seperti ini hingga Desember belum hujan, bisa-bisa sumbernya tidak keluar," ungkapnya. Pemandangan yang sama juga dialami sebagian warga di belahan barat kota. Khususnya di daerah Krebet, Jambon. Kendati saat ini warga yang hidupnya termasuk minus tersebut masih mengandalkan air pipa bantuan dari salah satu LSM, namun beberapa hari ini agak mengecil debitnya. Menurut penuturan seorang warga, hal ini disebabkan cadangan air dari pusat sumber juga telah mengalami penurunan. "Biasanya air yang ada kita gunakan untuk kebutuhan penting seperti masak dan minum," kata Sarni, warga setempat. Menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan, pihak PDAM sudah siap jika sewaktu-waktu ada permintaan droping air bersih. Karena hingga saat ini hanya tiga desa (Ngindeng, Bondrang dan Duri) yang mengajukan, pengiriman air masih dilakukan daam dua kali dalam seminggu. "Padahal biasanya bulan Nopember sudah turun hujan. Tapi karena masih membutuhkan ya terus kita kirim," jelas Siswanto Adi, Dirut PDAM pada koran ini kemarin. Sedangkan wilayah Mrican Jenangan yang biasanya juga perlu bantuan air bersih, tahun ini belum ada permintaan. "Untuk daerah Mrican karena sudah ada pipa airnya dari wilayah Pulung," katanya. (tia) Post Date : 12 November 2005 |