Sleman, Kompas - Kemarau yang terjadi membuat sejumlah warga di berbagai wilayah kesulitan mendapatkan air bersih. Bantuan pemerintah untuk sejumlah warga di berbagai wilayah mulai diintensifkan di akhir musim kemarau, meskipun distribusinya tidak efektif.
Selama Oktober, Pemerintah Kabupaten Sleman memberi 42 tangki air untuk Kecamatan Prambanan, terutama di wilayah perbukitan. Satu tangki berisi 4.000 liter air. "Ini bantuan lanjutan yang telah dimulai 17 September," ujar Kepala Seksi Operasi Penanggulangan Bencana Alam Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Sleman Makwan.
Sampai Rabu (30/9), Makwan telah menyalurkan 81 tangki air. Sepanjang September, bantuan difokuskan untuk kebutuhan shalat selama puasa. Saat ini, bantuan difokuskan untuk warga di perbukitan yang belum terlayani air, yaitu Wukirharjo, Gayamharjo, Sambirejo, dan Sumberharjo. Ada 905 keluarga di empat desa yang tersebar di 13 dusun. Karena perbaikan jaringan air oleh Organisasi Pengguna Air Tirta Sembada, bantuan ke Prambanan tahun 2009 hanya 375 tangki. Tahun 2008, bantuan yang mencapai 875 tangki. "Tahun ini kami hanya membantu warga yang belum terjangkau jaringan itu," ujar Makwan.
Distribusi terganggu
Tiga kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, yaitu Pengasih, Girimulyo, dan Kokap kekurangan bak penampung air. Sebagian warga menggunakan sumur untuk menampung air pemberian pemerintah. Distribusi di daerah yang selalu krisis air bersih tersebut terganggu karena air banyak hilang terserap sumur.
Camat Pengasih Sri Hermintarti mengatakan, jumlah bak di wilayahnya jauh dari ideal. Idealnya, satu bak volume 10.000 liter dipakai 10 rumah. Satu bak dengan volume 10.000 liter terpaksa digunakan melayani 80-100 keluarga.
Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Girimulyo dan Kokap. Di Kokap, jumlah bak air diperkirakan baru mencapai 200 buah, atau 25 persen dari total kebutuhan. (ENG/YOP)
Post Date : 01 Oktober 2009
|