[BEKASI] Musim kemarau mulai dirasakan dampaknya oleh ribuan warga Bekasi, khususnya yang tinggal di sejumlah perumahan. Sumber air tanah tidak lagi dapat dimanfaatkan mereka untuk mandi, masak, dan cuci. Terpaksa ribuan warga membeli air bersih dari sejumlah pedagang keliling. Sementara pasokan air minum dari PDAM juga semakin seret.
Hujan yang tidak kunjung datang beberapa pekan ini mengakibatkan sejumlah kali dan sumur kering. Tentu saja kondisi ini membuat sejumlah warga di Kota Bekasi mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air bersih, baik dari sumur maupun perusahaan air minum daerah (PDAM) Bekasi. Dia kesulitan memperoleh pasokan air bersih karena tidak berlangganan PDAM.
Warga Jatiasih, Kota Bekasi, Tini mengaku sudah hampir tiga pekan air di rumahnya tidak mengalir.
"Saya pakai sumur yang dipompa, tetapi air yang keluar sedikit dan hanya pada waktu-waktu tertentu," ungkapnya, Rabu (26/8).
Menurut Tini, awalnya warga seputar kompleks mengira pompa di rumahnya rusak. Tukang ledeng diminta untuk membetulkan pompanya. Namun, air tidak juga keluar. Malah, penyaringnya tersumbat kerikil dan pasir.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh para pelanggan PDAM di Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Menurut warga, sudah lebih dari sepekan air PDAM yang mengalir di rumah mereka kecil dan keruh.
"Kalau seperti begini, kami kecewa dengan pelayanan PDAM. Air yang keluar sangat sedikit, itu pun harus ditandon dulu agar baknya penuh," kata Selamet (37), salah seorang warga.
Sementara itu, Humas PDAM Bekasi, Komarudin Rahmat di Bekasi, mengaku debit air sungai yang menurun jauh menjadi penyebab pasokan air untuk diolah PDAM Bekasi terus berkurang. Apalagi, Kota Bekasi tidak mempunyai tandon air.
Pada saat musim kering seperti sekarang, PDAM hanya mengandalkan air Kali Malang yang debitnya menurun.
"Wajar jika airnya kecil, soalnya memang seperti itu masalah kami saat musim kemarau. Di Kota Bekasi, tidak ada tandon air," lanjutnya. [E-5]
Post Date : 27 Agustus 2009
|