Air Bersih Kurang, Diare Datang

Sumber:Suara Pembaruan - 27 November 2007
Kategori:Sanitasi
Wilayah Jakarta Utara sedang dilanda diare. Sampai saat ini tercatat sudah 134 pasien penderita diare yang ditampung di dua rumah sakit, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja dan Rumah Sakit Suka Mulya. Dari jumlah tersebut tujuh pasien meninggal dunia. Umumnya penderita diare itu adalah anak-anak. Ada pasien yang sudah dibolehkan pulang oleh rumah sakit, kemudian masuk lagi karena terserang muntaber.

Umumnya pasien anak-anak yang terkena diare ini menderita pilek, muntah-muntah, dan kemudian mencret. Keadaan makin diperparah karena sanitasi lingkungan tempat tinggal tidak begitu bagus, seperti, banyaknya debu, ditambah perubahan cuaca. Pasien yang dibawa ke rumah sakit itu umumnya sudah dalam keadaan sangat lemas akibat dehidrasi. Bila terlambat mendapatkan pertolongan, maka pasien tersebut sudah tidak bisa tertolong lagi.

Apa yang menyebabkan munculnya diare di Jakarta Utara? Persoalan utamanya, tidak memadainya persediaan air bersih dan buruknya sanitasi. Jumlah penderita diare di sana terus bertambah akibat terhentinya pasokan air bersih, beberapa waktu lalu. Salah satu masalah utama Jakarta Utara saat ini adalah kurangnya pasokan air bersih.

Belakangan ini banyak pelanggan air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya mengeluh karena mutu air minum yang sampai ke rumah sangat jelek. Selain berbuih dan berlumpur, airnya juga bau. Bahkan mutu air yang buruk seperti itu tidak hanya di kawasan seperti Jakarta Utara, tetapi juga di daerah Jakarta Selatan.

Berkaitan dengan air minum ini sudah terlontar pendapat dari DPRD DKI untuk meninjau kembali kerja sama PDAM Jaya denga dua mitra swastanya, selama ini. Konsumen mengeluh, harga air naik, tapi mutunya tidak ikut naik.

Salah satu masalah utama yang dihadapi negeri ini adalah banyaknya penduduk yang tidak mempunyai akses untuk mendapatkan air yang aman untuk dikonsumsi. Selain itu, masih banyak penduduk yang tidak memiliki sanitasi yang layak. Di Jakarta saja hal ini masih terjadi, apalagi di daerah, seperti NTT, di mana wabah diare dan kelaparan selalu terjadi tiap tahun. Semua itu bermula dari kurangnya akses untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi.

Memang, masalah utama bangsa ini adalah kemiskinan. Masih cukup banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Yang mengkhawatirkan, angka kemiskinan itu terus meningkat. Keadaan menjadi tambah parah karena telah terjadi kerusakan lingkungan yang luar biasa.

Keluarga penderita diare di Jakarta Utara tentu agak lega karena Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo telah menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita diare yang dirawat di RSUD Koja akan ditanggung Pemerintah Provinsi DKI.

Berangkat dari kasus diare ini, Pemprov DKI perlu memikirkan bagaimana agar penduduk miskin bisa mendapatkan akses pelayakan kesehatan secara gratis. Kemiskinan membuat banyak penduduk tidak berani membawa anggota keluarganya yang sakit untuk berbobat ke ke rumah sakit yang biasanya meminta uang jaminan terlebih dahulu sebelum pasien dirawat.

Berkaitan dengan diare, tentu sudah saatnya Pemprov DKI bekerja keras untuk menyediakan air minum yang bersih bagi warganya. Pasokan air bersih ke Jakarta Utara jangan sampai terhenti, misalnya, dengan menggunakan truk-truk tangki. Penyebab utama diare adalah kurangnya ketersediaan air besrih dan sanitasi yang buruk.



Post Date : 27 November 2007