SEMARANG (SINDO)– Banjiryang sempat melumpuhkan aktivitas Bandara Ahmad Yani Semarang selama delapan jam Selasa (19/2) lalu, hingga kemarin belum surut. Banjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Kota Semarang.Genangan di antaranya masihtampakdiKelurahan Kaligawe dan Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari dengan ketinggian mencapai 70 cm. Sementara di jalur utama pantura, Jalan Kaligawe terutama di sekitar Jembatan Tenggang, hingga kemarin masih lumpuh total.Banyak kendaraan berat hingga angkutan umum seperti bus kota harus memutar melewati Jalan Arteri Utara. Sedangkan sejumlah warga yang berada di kawasan-kawasan genangan mengeluhkan sejumlah penyakit yang mulai menyerang. Di antaranya sesak napas, batuk, pilek, badan nggreges-nggreges, hingga kulit gatal-gatal.Sementara di ka-wasan lain, genangan air juga masih tampak di Kecamatan Semarang Utara. Bahkan di halaman parkir Stasiun Kereta Api (KA) Tawang,genangan masih setinggi lutut orang dewasa meski pompaairditempatituterusdiaktifkan untuk menyedot air. Ratusan warga di Sawah Besar kemarin juga menyerbu pengobatan gratis yang diselenggarakan sebuah partai politik di RW 05. Warga di kawasan itu kebanyakan mengeluhkan gatal- gatal, selain sesak napas dan batuk pilek.”Kami sekeluarga sakit semua. Ya gatalgatal, sesak napas, dan juga pilek,” ujar Sulistiyono, 34, warga RT 05/01. Pengobatan gratis dimanfaatkan warga yang mengaku kesulitan berobat ke puskesmas. Selain itu,warga juga mengeluhkan lambannya pendistribusian bantuan logistik dari Pemkot Semarang. Ny Sri Harto, 42,warga RT 05/03 Kelurahan Sawah Besar,mengaku hingga kemarin belum dapat bantuan lagi. ”Ada bantuan ya pas Pak Wali (Wali Kota) meninjau ke sini (19/2) itu.Sekarang tidak ada lagi,” jelasnya. Lurah Sawah Besar K Sumanto menyebutkan, bantuan logistik dari pemkot sudah sering diturunkan.Namun tidak seluruhnya bisa langsung didrop. Sementara itu,Wakil Kepala Stasiun Tawang Sudono mengatakan, sejak pukul 10.30 WIB kemarin,rel KA sudah dapat dilewati loko biasa karena sudah tidak terendam banjir. Sudono juga menjelaskan, jadwal KA berangsur normal meski KA Argo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya masih terlambat tiga jam. ”Keterlambatan itu karena KA Argo Anggrek Selasa malam berangkat ke Jakarta mundur.Jadi,kembali lagi ke Semarang juga telat,” jelasnya kemarin. Kondisi peron satu Stasiun Tawang masih terendam air dan petugas stasiun berusaha melakukan penyedotan. Karena halaman parkir stasiun masih tergenang banjir,mobil penumpang diparkir di jalan samping polder Tawang. Para penumpang juga harus melewati jembatan penghubung yang terletak di sebelah timur halaman stasiun agar dapat sampai ke dalam stasiun. Bandara A Yani Merugi Akibat penutupan penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang, Selasa (19/02) lalu,potensial penumpang yang hilang sebanyak 750 orang. Hal ini dengan asumsi rata-rata penumpang yang berangkat sekitar 2.000 per hari. Humas PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang I Wayan Sutawijaya mengatakan,total penumpang yang berangkat Selasa lalu 1.250 orang dengan penerbangan 12 flight. Sedangkan yang batal akibat penutupan 7 flight. Menurutnya, kerugian yang ditimbulkan akibat penutupan tersebut tidak banyak. Kalau biaya airport tax per penumpang Rp25.000, dengan asumsi kehilangan penumpang 750 orang, kerugian mencapai Rp18,7 juta. ”Kerugiannya tidak banyak, hanya pelayanan bandara terganggu,” katanya kemarin. Sementara itu, operasional bandara kemarin berjalan normal. Bahkan ada satu maskapai baru yang masuk ke Semarang,yaitu Linus Airways.” Tadi ada penerbangan perdana Linus ke sini, ” kata Airport Duty Manager PT Angkasa Pura Bandara Ahmad Yani Semarang, Kasan. Linus Airways beroperasi dengan rute Jakarta-Semarang- Pangkalanbun.Kapasitas pesawat Bae 146–200 yang dipakai Linus Airways sebanyak 96 penumpang. Kemacetan Pantura 14 Km Antrean kendaraan di daerah pantura timur akibat banjir dan jalan rusak mulai menurun menjadi 14 km dari sebelumnya 20 km.Kondisi ini berdasarkan pantauan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Jateng bersama Dirjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan, kemarin. ”Antrean kepadatan kendaraan sudah berkurang menjadi 14 kilometer,” kata Dirjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan Iskandar Abubakar seusai melakukan pantauan lalu lintas jalan di Semarang,kemarin. Dalam pantauan itu, Dephub juga menginventarisasi titik kerusakan jalan di sepanjang pantura timur. Pihaknya tidak menjelaskan secara rinci jumlah titik kerusakan yang rata-rata berupa jalan berlubang. ”Yang pasti lubangnya ada yang mencapai 40 cm,”ujarnya.Meski kerusakan hampir merata di sepanjang jalan pantura timur, paling parah terjadi di antara Pati hingga Rembang. Menurutnya, inventarisasi kerusakan jalan ini dimaksudkan guna memberi masukan kepada Departemen Pekerjaan Umum (DPU) yang akan melakukan perbaikan, seperti penambalan jalan. ”Kita koordinasi DPU, tapi yang mengerjakan mereka,” katanya. Sementara itu tanaman padi di Jawa Tengah yang terlanda banjir sejak Januari hingga 19 Februari 2008 mencapai 7.621 hektare, termasuk 2.577 hektare di antaranya puso atau gagal panen. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jateng Siti Narwanti mengatakan, tanaman padi yang kebanjiran tersebut antara lain di Jepara,Pati,Tegal,Batang, Kendal, Rembang, dan Demak. Dia mengatakan, khusus tanaman padi di Jateng yang puso akibat terkena banjir tersebut yakni di wilayah Jepara seluas 2.097 hektare, Pati 462 hektare,Tegal 11 hektare, dan lainnya di Batang. Sesuai dengan keadaan tanaman padi di Jateng sekarang ini,maka umur tanaman padi yang terkena banjir itu umumnya sudah menjelang panen. ”Bahkan sebagian tanaman padi yang terkena banjir diperkirakan masih dapat dipanen,” katanya di Semarang,kemarin. Tanaman padi yang puso akibat banjir tersebut, kata dia, relatif sedikit apabila dibanding total tanaman padi di Jateng saat ini mencapai 270.000 hektare yang sebagian sudah mulai dipanen. (susilo himawan/ sari septiyaningtias/ alkomari/ant) |