|
PURWOREJO - Sejumlah warga di wilayah perbukitan yang harus mengambil air bersih dari sungai ternyata lebih mendingan jika dibandingkan dengan kondisi warga di delapan desa yang ada di tiga kecamatan yang berbeda. Persediaan air bersih di delapan desa itu benar-benar kritis. Akibatnya bantuan air bersih yang diberikan Pemkab Purworejo selalu menjadi rebutan setiap kali tanki pembawa air datang. Kepala Kantor Kesbangpolinmas Boedi Hardjono yang dimintai konfirmasi melalui Kasi Linmas Hardoyo menyebutkan, delapan desa yang kategorinya sangat kritis air bersih itu meliputi, Desa Sokogelap dan Wanurojo, keduanya di Kecamatan Kemiri. Selanjutnya di Kecamatan Bagelen meliputi Desa Sokoagung, khususnya di pedukuhan Kaliagung, Desa Krendetan pedukuhan Karangjati, Desa Tlogokotes, Somorejo, dan Clapar. Di Kecamatan Kaligesing ada satu desa yang juga sangat krisis air bersih, yaitu Desa Jelok. "Desa Tlogorejo Kecamatan Kaligesing juga mulai mengeluhkan persediaan air bersih yang semakin menipis. Kami sudah mengecek ke lapangan dan warga meminta agar segera dibantu air bersih," ujar Hardoyo. Lebih lanjut disebutkan Hardoyo, di Desa Sokogelap tak ada lagi sumber mata air yang bisa dimanfaatkan warga. Satu-satunya mata air yang terkadang masih bisa diambil jaraknya sangat jauh mencapai 5 KM dari pemukiman warga. Itupun harus melewati hutan dengan tingkat kecuraman hingga 90 derajat. Sedangkan di wilayah Kecamatan Bagelen, sudah tidak ada lagi sumber mata air yang bisa dimanfaatkan warga karena semuanya sudah mengering. Bahkan sumur di dasar sungai yang digali warga juga sudah tidak mengeluarkan air. Desa-desa yang krisis air bersih di wilayah Kecamatan Bagelen itu hanya mengandalkan bantuan dari Pemkab Purworejo. Pengiriman air bersih di desa-desa itu harus dilakukan dua hari sekali. "Kalau sampai telat berarti warga tidak mendapatkan air. Setiap kali bantuan air datang, warga langsung rebutan," kata Hardoyo. Tanki Pinjaman Pada bagian lain, Hardoyo menyebutkan pengiriman bantuan air bukan tanpa kendala. Keterbatasan mobil tanki membuat pengiriman air bersih tidak bisa lancar. Kesbangpolinmas tidak memiliki sendiri tanki air bersih. Pengiriman selama ini hanya mengandalkan mobil tanki pinjaman dari Bakorwil Magelang dua armada dan satu armada pinjaman dari PDAM Tirta Perwitasari. "Kesbangpolinmas sangat membutuhkan armada tanki air bersih. Kami berharap bisa dibelikan untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih," katanya. Jumlah mobil tanki yang ada itu tidak mampu melayani warga dengan maksimal. Pasalnya, selain delapan desa yang benar-benar mengalami krisis air bersih itu, juga masih ada 24 desa lainnya yang juga minta dikirim air bersih. Kendala lainnya, sambung Hardoyo, satu-satunya sumber mata air PDAM yang masih bisa diambil hanya di Kutoarjo. (H43-84) Post Date : 18 Oktober 2011 |