|
Kuala Kapuas, BPost Menurunnya debit air Sungai Kapuas, mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Keadaan ini juga mengakibatkan kualitas air PDAM menurun. Turunnya kualitas air bersih ini antara lain dengan terjadinya perubahan pada rasa. Dari biasanya tawar, kini menjadi payau bahkan sempat menjadi asin akibat intrusi air laut. "Memang terjadi peningkatan kadar garam terhadap air sungai. Hasil pengecekan terakhir, kadar garam sudah mencapai 1.000 ppm," jelas Dirut PDAM Kapuas H Kasiyan MM, Rabu (9/8). Padahal dalam batasan normal, lanjut dia, kandungan garam yang dapat digunakan bagi pemenuhan air baku yang mereka produksi maksimal 200 ppm. Artinya, air sungai sementara ini tidak layak konsumsi dan diproduksi sebagai air bersih. Meningkatnya kadar garam sungai yang mengakibatkan turunnya kualitas air ini, beberapa tahun sebelumnya juga pernah terjadi. Bahkan saat itu, kadar garam sempat menembus level 1.200 ppm hingga membuat air Sungai Kapuas berubah rasa menjadi asin. Intrusi atau masuknya arus air laut ke sungai, menjadi penyebab. Keadaan ini dikhawatirkan terus memburuk, kecuali terjadi hujan deras di wilayah bagian hulu sungai sehingga arus tersebut mampu mendorong balik air laut yang masuk. Mengantisipasi buruknya kualitas air bersih yang disalurkan kepada pelanggan, PDAM Kapuas telah menghentikan pengoperasian mesin sedot di Selat. Sebagai gantinya, dioperasikan mesin cadangan di Desa Sei Tatas Kecamatan Pulau Petak dengan sumber air baku dari daerah setempat. Namun keadaan ini membuat produksi air bersih tidak sebesar hasil pengoperasian mesin sedot Selat. "Tapi paling tidak, air bersih tetap bisa dialirkan kepada pelanggan," timpal Kasiyan. ami Post Date : 10 Agustus 2006 |