Air Baku Memburuk

Sumber:Kompas - 13 Agustus 2010
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Kualitas air baku yang dipasok untuk PAM Jaya semakin buruk sehingga menyulitkan kedua mitranya untuk mengolah air. PAM Jaya mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat untuk membangun sipon atau terowongan air di bawah Kali Bekasi.

Direktur PAM Jaya Maurits Napitupulu, Kamis (12/8) di Jakarta Pusat, mengatakan, kualitas air baku yang semakin lama semakin buruk ini disebabkan air dari saluran Tarum Barat bertabrakan dengan air dari Kali Bekasi sebelum air masuk ke saluran air di Kalimalang.

Dampaknya, air Kali Bekasi, yang sudah tercemar oleh berbagai limbah dari kawasan industri yang ada di hulu sungai, turut masuk ke saluran air yang menjadi sumber air baku bagi PAM Jaya.

Selain itu, air baku kiriman dari Waduk Jatiluhur juga sering keruh karena membawa lumpur. Kualitas air baku yang buruk ini tentu membuat biaya pengolahan air bersih melonjak.

Di sisi lain, air berkualitas buruk sering tidak dapat disedot untuk diolah sehingga produksi dan distribusi air bersih untuk warga Jakarta terganggu. Krisis air pada awal Mei lalu juga dipicu oleh masalah kualitas air baku yang buruk.

”PAM Jaya membutuhkan sipon di Kali Bekasi agar kualitas air yang masuk ke Jakarta dapat terjaga. Kekeruhan air masih dapat diatasi, tetapi pencemaran logam berat dari limbah industri sudah tidak dapat diatasi lagi,” kata Maurits.

Kuantitas pasokan air


Direktur Utama PT Aetra Air Jakarta Syaril Japarin mengatakan, sipon di Kali Bekasi juga diperlukan untuk menjamin kuantitas pasokan air ke Jakarta. Jaminan ini diperlukan karena kebutuhan air Jakarta semakin lama semakin besar seiring pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan aktivitas komersial yang ada di Ibu Kota.

Penambahan pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur bakal tidak efektif jika airnya bertabrakan dengan air Kali Bekasi yang lebih deras. Padahal, penambahan pasokan itu sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air bagi warga Jakarta.

Wakil Direktur PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Herawati Prasetyo juga berharap sipon di Kali Bekasi segera dibangun untuk menjamin kualitas air baku. Air baku berkualitas baik akan menurunkan penggunaan bahan kimia saat produksi air bersih dilakukan.

Dengan demikian, biaya produksi akan turun dan imbal air yang harus dibayar PAM Jaya kepada kedua mitranya juga dapat berkurang. Efisiensi biaya ini yang diharapkan terjadi sehingga semua pihak, termasuk pelanggan, juga akan diuntungkan.

Anggota Badan Regulator PAM Jaya, Firdaus Ali, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk membangun sipon di Kali Bekasi. Sipon itu akan dibangun tahun ini dan diharapkan dapat beroperasi tahun depan.

Selain membangun sipon, Firdaus berharap pemerintah pusat juga membantu PAM Jaya dalam menjadwal ulang atau menghapuskan utang PAM Jaya kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 1,1 triliun. Pasalnya, utang dan bunga utang itu sangat membebani struktur keuangan PAM Jaya. Dengan demikian, dana untuk melakukan investasi jaringan pipa menjadi terbatas.

”Penghapusan utang itu tidak akan berpengaruh bagi pemerintah pusat, tetapi sangat berpengaruh untuk meningkatkan pelayanan bagi pelanggan PAM Jaya. PAM Jaya sudah melayani kantor-kantor dan kehidupan para pegawai pemerintah pusat, tetapi pemerintah pusat tidak memberi insentif bagi PAM Jaya,” kata Firdaus. (ECA)



Post Date : 13 Agustus 2010