Air bah membuat semua menyerah

Sumber:Bisnis Indonesia - 10 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Semarang dilanda banjir. 'Ritual' tahunan yang tetap saja mengejutkan karena datangnya selalu mendadak.

Kawasan Bubakan, Stasiun Tawang dan Poncol, Terminal Terboyo, Pelabuhan Tanjung Emas, Bandara A. Yani, dan perkampungan penduduk kembali tergenang.

Banjir tahun ini lebih dahsyat, karena tingginya mencapai 1 meter, hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang 60 cm saja.

Di sejumlah daerah di sekitar Semarang bahkan ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Kegiatan bisnis pun terhenti.

Setelah pada Minggu banjir menghentikan penerbangan dari dan ke A. Yani, kemarin bandara itu sempat dibuka 1 jam, tetapi kemudian harus ditutup lagi.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara A. Yani, Bambang Swastono, menjelaskan hanya lima pesawat yang dapat diberangkatkan ke Jakarta kemarin. Sebaliknya, hanya satu pesawat milik Batavia Air yang bisa mendarat. Dua pesawat Sriwijaya Air dan satu pesawat Garuda Indonesia terpaksa kembali ke Jakarta.

Trisia Megawati, Head of Corporate Communication Mandala Airlines, mengaku masih menghitung potensi kerugian akibat ditutupnya bandara sejak 8 Februari.

"Yang jelas, akibat ikutannya adalah keterlambatan penerbangan untuk rute dari Jakarta ke Balikpapan, Denpasar, Padang, Pekanbaru, dan Surabaya karena sebagian pesawat kami tertahan di Semarang," papar Trisia.

CEO Mandala Warwick Brady mengakui bahwa maskapai tersebut mengalami kerugian cukup besar selama penutupan Bandara A.Yani akibat banjir.

Dia mengungkapkan sedikitnya 1.400 kursi penerbangan maskapai itu per hari terpaksa dikosongkan karena penerbangan ke Semarang dibatalkan.

Tidak hanya operator penerbangan yang tekor, pengusaha ekspedisi domestik di Stasiun Poncol juga merugi akibat arus lalu lintas kereta api lokal belum lancar.

Oktavianus Pargi, Manajer PT Benny Putra, perusahaan ekspedisi, menjelaskan banjir yang menggenangi sejumlah titik perlintasan menyebabkan kereta api lokal tidak bisa diberangkatkan sejak Sabtu malam.

Barang yang mendesak dikirimkan seperti sembako dan obat-obatan, terpaksa diangkut dengan truk box menggunakan jalur darat sehingga menambah biaya angkutan.

Country IT Manager PT Ceva Logistik Indonesia Subhan Novianda memilih mengalihkan sebagian pengiriman barang melalui jalur selatan Jawa.

Pemilik PT Kurnia Jabbar Raya (Rayaxpres) Joni Santoso menuturkan pengusaha jasa kiriman harus menanggung seluruh nilai barang yang rusak dalam perjalanan akibat banjir di beberapa wilayah sepanjang pantura Jawa.

Dia mengatakan perusahaan asuransi tidak bersedia menanggung klaim kerusakan barang akibat banjir dalam perjalanan pengiriman. "Kami harus membayar sendiri barang yang rusak sebesar nilainya kepada pemilik barang."

Perusahaan asuransi, ucap Joni, hanya bersedia membayar ganti rugi kerusakan barang akibat banjir mendadak ketika kendaraan berhenti, seperti barang rusak ketika proses muat di gudang.

Kepala Stasiun Poncol Triyono mengatakan kereta lokal belum bisa diberangkatkan karena jalur perlintasan masih dioptimalkan untuk tujuan jarak jauh seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. "Hanya Argo Muria dan Fajar Utama yang bisa berangkat."

Kepala Stasiun Tawang Tri Suwarno menyebutkan kemarin arus keberangkatan KA mulai pulih meski keterlambatan bisa mencapai 2 hingga 3 jam.

Banjir juga melumat ribuan rumah, lahan pertanian, dan ribuan hektare di pantura Jawa Tengah. Data Pemprov Jateng menyebutkan sedikitnya 5.000 rumah terendam banjir, meski tidak ada korban jiwa. Kerusakan lahan pertanian dan tambak tersebar di sejumlah wilayah seperti Semarang, Kendal, Brebes, Demak, Jepara, Kudus, Pati, dan Rembang.

Langkah cepat diambil Departemen Pertanian. Mentan Anton Apriyantono mengungkapkan akan memberi bantuan benih dan pupuk untuk proses pemupukan awal.

Dirjen Tanaman Pangan Deptan Sutarto Alimoeso mengemukakan Pemprov Jateng telah meminta bantuan pasok benih padi untuk membantu petani yang lahan pertaniannya dihantam banjir.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengakui bencana banjir di sejumlah daerah berpengaruh negatif terhadap fluktuasi harga harian sejumlah komoditas pertanian menyusul terendamnya sejumlah ruas jalur di beberapa wilayah.

Musibah ini juga menghentikan aktivitas produksi dan distribusi ribuan perusahaan di Kaligawe, Semarang. Kaligawe merupakan jalur utama transportasi Semarang-Demak, Kudus, hingga Surabaya.

Didik Soekmono, Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Jateng, mengungkapkan akibat bencana ini, hampir semua perusahaan di wilayah tersebut kini terancam kena penalti dari buyers lantaran tak memenuhi jadwal pengiriman hasil produksinya.

Tunda pelayaran

Air bah bukan melanda Jateng saja. Di Jakarta angin kencang dan banjir juga melanda sejumlah wilayah.

Di kawasan wisata Ancol, air mengalir lumayan deras dari Teluk Jakarta menggenangi kawasan wisata tersebut hingga ke pintu masuk. "Tiupan angin berpengaruh terhadap derasnya air yang naik ke darat. Kami mengoptimalkan pemanfaatan pompa dan mempertinggi tanggul untuk menahan air," kata General Manager Corporate Plan Ancol, Y. J. Harwanto.

Pelayaran di Tanjung Priok juga terusik. Administrator Pelabuhan Tanjung Priok Bobby R. Mamahit mengungkapkan kemarin lima permohonan surat izin berlayar sempat tertunda akibat angin kencang di perairan utara Jakarta pada pagi hari, tetapi siang harinya pelayaran kembali normal.

Di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Jakarta Utara, puluhan perusahaan garmen terancam lumpuh dan berpotensi rugi hingga US$30 juta akibat banjir.

Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Utomo, hujan deras selama beberapa hari di DKI Jakarta menyisakan genangan setinggi hampir 1 meter di sejumlah perusahaan garmen di KBN.

"Banjir mulai mengancam kelangsungan operasional lebih dari 100 pabrik garmen di KBN. Mesin produksi bisa terendam. Kalau produksi terganggu, delivery tidak tepat waktu. Kerugiannya ditaksir bisa mencapai US$10 juta-US$30 juta," kata Ade.

API mengusulkan agar sentra industri garmen di KBN segera direlokasi ke tempat yang lebih aman secara bertahap, yakni di Ungaran, Jateng, untuk mengamankan industri dari musibah serupa.

Menyikapi datangnya musibah yang dapat dipastikan merusak sarana dan prasarana, Sekjen Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia Toto Dirgantoro mendesak pemerintah mempercepat perbaikan infrastruktur, sehingga gangguan distribusi yang disebabkan oleh bencana alam atau lainnya tidak lagi menghambat kinerja ekspor-impor.

"Baik ekspor maupun impor mulai terhambat proses distribusinya. Kalau tidak segera diperbaiki, dampaknya akan sangat buruk untuk kegiatan perdagangan."

Toto memaparkan jalur perniagaan seperti di selatan dan pantura Jawa, Kalimantan, dan Sumatra mulai hancur, sehingga memperpanjang proses distribusi serta menambah biaya ekonomi tinggi bagi pengusaha. "Stimulus untuk infrastruktur harus segera direalisasikan jika memang pemerintah ingin sektor riil tumbuh."



Post Date : 10 Februari 2009