|
DEMAK - Permintaan pengedropan air bersih di Kabupaten Demak pada awal Agustus mendatang diperkirakan meningkat. Bahkan, dimungkinkan 123 desa di 14 kecamatan yang rawan kekurangan air akan mengajukan permintaan dalam waktu bersamaan. Kasubag Sosial Kemasyarakatan Kesra Setda Demak, Sigit Rahardjo, mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi terhadap potensi besarnya permintaan tersebut. Selain telah menyiapkan 14 mobil tangki yang selalu siap untuk mengirim air, juga persediaan air bersih di PDAM guna memenuhi kebutuhan itu. "Insya Allah semua kebutuhan air pada musim kemarau ini bisa tercukupi. Yang pasti, semua telah diupayakan semaksimal mungkin. Kalau ada daerah yang meminta, langsung kami drop air," tegasnya. Terus Bertambah Hingga kemarin, jumlah desa yang mengajukan permohonan air bersih terus bertambah. Setelah Kecamatan Wedung dengan 13 desa, disusul Kecamatan Gajah. Namun, Kecamatan Gajah baru meminta untuk didrop pada awal Agustus. Penyaluran air bersih, lanjut dia, sudah dilakukan sejak bulan Juni. Beberapa desa mendapat pengedropan empat sampai enam mobil tangki. Tiga desa, yakni, Kedungmutih, Babalan, dan Brahanwetan, telah mendapat dua kali pasokan air. Sementara itu, Selasa kemarin, pengedropan air dilakukan untuk Desa Tedunan, Kedungmutih, dan Dusun Menco, Kecamatan Wedung, masing-masing empat mobil tangki. Terkait dengan ketersediaan anggaran, dia menjelaskan, dana yang digunakan untuk membantu pasokan air bersih dari pos bencana alam besarnya sekitar Rp 250 juta. Pada APBD 2006, pos untuk pengedropan air bersih tidak ada. "Tahun ini memang tidak ada anggaran khusus pengedropan air, makanya kami memakai pos bantuan bencana alam. Itu pun jumlahnya terus berkurang," terangnya. Anggaran dari pos itu masih berkisar Rp 100 juta lebih. Kendati dananya menipis, seiring dengan pengiriman air, tetapi dia memastikan tetap dapat memenuhi permintaan pengedropan tersebut. Menurut penuturannya, setiap pengiriman satu mobil tangki air membutuhkan dana sebesar Rp 150 ribu. (H1-16h) Post Date : 28 Juli 2006 |