|
SEMARANG– Kompetisi sains Asia Pacific Economic Coorperation (APEC) Future Scientist Competition yang diselenggarakan di Semarang, pada 24-29 April 2012 membidik persoalan air dunia. Sebanyak 120 peserta yang terdiri atas 40 mentor dan 80 siswa tingkat SMA dari 16 negara akan berkompetisi mencari solusi untuk isu-isu lingkungan terutama air. Negara yang terlibat di antaranya Australia, Brunei Darussalam, China,Hongkong,Indonesia, Japan,Korea Selatan, Malaysia,Selandia Baru,Filipina, Singapura,Thailand,Vietnam, Amerika Serikat, China Taipei dan Swedia. Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta dalam acara pembukaan APEC Future Scientist Conference (AFSC) di Gedung Moch Ihsan, Balai Kota Semarang, Selasa (24/4) malam mengatakan,manusia menjadi penyebab utama pemanasan global dan kelangkaan air.“Kegiatan ini sebagai ajang pertemuan bagi ilmuan muda untuk tukar pikiran, sehingga mereka bisa mencari solusi menyelamatkan dunia dari krisis air,”katanya. Kegiatan tahunan yang bertema “The Science of Water” diikuti para peneliti muda dari berbagai negara yang didampingi oleh mentor maupun profesor. Mereka mempresentasikan hasil penelitiannya.“Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap generasi muda dapat berperan aktif dalam menyongsong tantangan global,” lanjutnya. AFSC sendiri merupakan kegiatan tahunan yang dimotori oleh Kyungnam University, Korea Selatan,melalui program APEC Mentoring Center for the Gifted in Science (AMGS). Ketua AMGS, Sang Chun Lee mengungkapkan, ASFC yang digelar di Semarang ini adalah kali keempat. Sebelumnya diselenggarakan di Korea Selatan, Thailand dan China Taipei. “Event ini akan menjadi wadah gagasan-gagasan ilmuan muda dari negara terkait dalam menghadapi persoalan air dunia,” paparnya. Kegiatan ini membuka kesempatan bagi pelajar berbakat dan berprestasi khusus di bidang sains, untuk saling berkenalan dan membuka jaringan Iptek jangka panjang di antara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Ketua Panitia AFSC ke-4,Titah Listiorini menjelaskan,para delegasi setelah diberi materi oleh para mentor, mereka akan mempresentasikan poster yang telah dibuat tentang penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, peserta juga akan dibagi dalam kelompok yang acak, untuk ditempatkan dalam sebuah situasi dan mereka harus membuat proyek ramah lingkungan sebagai solusi. wikha setiawan Post Date : 26 April 2012 |