|
JAKARTA: PT Aetra Air Jakarta (Aetra), operator pemasok air bersih untuk wilayah timur Jakarta, akan mengoperasian satu unit pompa (booster pump) senilai Rp5 miliar dengan kemampuan memompa air hingga 1.000 liter per detik pada bulan depan. Dirut Aetra Syahril Japarin mengatakan keberadaan booster pump di Tugu, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kawasan tersebut yang selama ini belum terlayani secara baik. "Bisa dibayangkan betapa besar kapasitas booster pump Tugu yang hanya untuk sebagian pelanggan Aetra di Jakarta Utara itu hampir setara dengan total layanan air bersih untuk pelanggan PDAM Kota Pontianak, Kalimantan Barat," katanya di Jakarta kemarin. Syahril mengatakan pembangunan booster pump merupakan salah satu bukti nyata kesungguhan manajemen Aetra untuk meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pelanggan, terutama di kawasan yang selama ini belum terlayani baik. Padahal, sambungnya, sejumlah kawasan dalam wilayah pelayanan Aetra yang belum terlayani air bersih secara baik itu sesungguhnya sudah memiliki jaringan pipa air hingga ke lokasi pelanggan. Namun, lanjutnya, tekanan air bersih menuju kawasan di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur itu sangat rendah sehingga alirannya tidak dapat menjangkau hingga ke lokasi pelanggan. "Salah satu solusi yang cukup ekfektif dengan membangun booster pump dan juga melacak ratusan keran besar pada jaringan pipa menuju kawasan itu yang ternyata ada beberapa yang ditutup oleh oknum tertentu dengan tujuan tidak jelas." Untuk mengamankan sambungan pipa itu, pihaknya menempuh cara antara lain dengan mengintensifkan penarikan tagihan piutang tertunggak atau belum dibayar oleh konsumen. Sehingga Aetra menetapkan target penarikan rekening. Pada perkembangan lain, Corporate Communication Head PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Meyritha Maryanie mengatakan hibah bank dunia senilai US$2,5 juta baru akan di-reimburse Palyja setelah pemasangan pipa air baru selesai. Meyritha mengungkapkan itu menanggapi pemberitaan Bisnis, 20 Maret, berjudul Palyja tagih hibah US$2,5 juta Bank Dunia. "Jadi kami tidak menagih, tetapi ini reimburse. Itu kami lakukan setelah menyelesaikan pemasangannya sampai akhir tahun, lalu diaudit." (Bastanul Siregar/Nurudin Abdullah) Post Date : 23 Maret 2009 |