Ada Rezeki di Tiap Sudut Kehidupan

Sumber:Kompas - 25 September 2006
Kategori:Sampah Jakarta
Di atas gunung sampah Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, pertengahan September 2006. Begitu truk sampah DKI Jakarta datang, puluhan pemulung dengan peralatannya berbaris rapi di kanan kiri bak truk. Di atas kepala mereka, alat berat backhoe siap menancapkan kuku-kuku raksasanya mengeruk sampah.

Tak ada ketakutan bagi para pemulung yang harus berebut sampah dengan backhoe. Bagi mereka, saat perpindahan sampah dari truk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) itulah merupakan "premium time" untuk mendapatkan "emas". Rebut saat itu juga atau backhoe mengubur emas itu dalam-dalam!

Di atas gunung, begitu alat berat backhoe bergerak memutar untuk mengambil sampah dari bak truk ke tempat pembuangan, gunungan sampah itu terasa bergetar. Seperti gempa. Tak ada satu pun di antara pemulung itu yang merasa khawatir. Anak-anak bahkan riang mengejar sampah yang dibawa backhoe.

"Coba lihat, para pemulung tidak dianggap sebagai manusia. Mereka harus berebut dengan alat berat. Pemulung melakukannya karena tidak mendapat kesempatan mengambil sampah yang digunakan," kata Abdul Rahman Jambor, Ketua Forum Komunitas Pemulung Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.

TPA Bantar Gebang memang telah menjadi sandaran hidup sekitar 7.000 pemulung. Perkiraan kasar, uang yang berputar mencapai Rp 1,5 miliar per hari.

Jangan remehkan karung beras kumuh yang biasanya dibuang. Karung beras ini bisa didaur menjadi tali rafia.

Seorang bos pengumpul karung beras, Haji Dedy Ahyadi, mengatakan, dalam tiap hari pihaknya bisa menyetorkan 10-30 ton karung beras ke pabrik daur ulang.

Abdul Rahman Jambor yang khusus mengurusi gelas plastik minuman dalam kemasan mengaku tiap minggu mendapat order sampai lima ton. Per kilogram, gelas plastik yang sudah dicacah dihargai Rp 8.500 di tingkat pabrikan. "Kami membeli dari pemulung Rp 5.000 per kilogram," kata Jambor.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, semua jenis sampah, mulai dari organik sampai anorganik, bisa dimanfaatkan. Di tangan pemulung, tak ada yang namanya "sampah" jika kita mau sedikit tenaga untuk mengolahnya. Amir Sodikin

Post Date : 25 September 2006