|
BLORA - Manajemen PDAM Blora mengaku hafal sekali dengan tingkat pencemaran air Sungai Bengawan Solo di Cepu. Pasalnya, perusahaan itu sudah cukup lama memanfaatkan airnya untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. ''Kami sudah cukup lama tahu dan hafal tentang pencemaran yang ada di Bengawan Solo di Cepu itu. Kami berharap agar ada tindak lanjut oleh pihak-pihak terkait,'' ungkap Plt Direktur PDAM Blora Riyanto kepada Suara Merdeka, kemarin. Dia juga mengungkapkan, sebenarnya PDAM Blora bersama PDAM Bojonegoro yang sama-sama mengolah air Bengawan Solo, beberapa kali berkirim surat kepada pihak-pihak terkait tentang pencemaran itu. Hanya saja, sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya. Sebagaimana diberitakan harian ini (13/7), surat dari Perum Jasa Tirta I Direktorat Pengelolaan Bengawan Solo kepada Pemkab Blora menyatakan bahwa Sungai Bengawan Solo di Cepu sudah tercemar. Hasil pemantauan yang dilakukan di semua lokasi itu menunjukkan beberapa parameter melampaui ambang batas. Menurut Riyanto, mungkin itu terjadi karena ada yang membuang limbah ke Sungai Bengawan Solo pada malam hari. Menurut pengamatan dia, biasanya tiga hari kemudian limbah tersebut baru sampai di wilayah Cepu. ''Jika limbah sudah sampai di Cepu, praktis mesin pengolah PDAM dimatikan,'' tandasnya. Apakah saat limbah datang, untuk mengolah air itu memerlukan obat-obatan yang banyak? Menurut Riyanto, bukan hanya memerlukan obat yang banyak melainkan pihaknya sama sekali tidak bisa mengolahnya. Disinggung dengan rencana PDAM yang akan mengambil air dari Cepu, Riyanto berharap ada penanganan yang serius terhadap pencemaran Sungai Bengawan Solo. ''Limbah-limbah itu jelas mengganggu,'' tandasnya. (ud-54m) Post Date : 15 Juli 2005 |