Los Angeles, Kompas - Langkah berbagai negara untuk menyusun kesepakatan yang baru mengenai perubahan iklim mulai mendapat harapan yang lebih baik. Amerika Serikat menyatakan mau turut mengurangi emisi gas rumah kaca yang mereka hasilkan.
”Harapan bagi Protokol Kopenhagen bakal lebih cerah daripada Protokol Kyoto. Jika negara adidaya itu mau turut berpartisipasi mengurangi pencemaran guna menahan laju perubahan iklim, negara-negara lain akan lebih mudah diajak untuk berperan serta,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam pembukaan Governors’ Global Climate Change Summit di Los Angeles, Amerika Serikat, Rabu (30/9).
Governors’ Global Climate Change Summit adalah salah satu pertemuan pendahuluan tingkat pemerintah daerah dari seluruh negara sebelum menyusun kesepakatan lingkungan tingkat dunia di Kopenhagen, Denmark, atau yang lebih dikenal sebagai Protokol Kopenhagen, pada Desember 2009. Protokol Kopenhagen disusun guna menggantikan Protokol Kyoto yang tidak pernah ditandatangani Amerika Serikat.
Pada kesempatan yang sama, Administrator of The US Environmental Protection Agency Lisa P Jackson mengatakan, pemerintahan AS di bawah Presiden Barack Obama memberi perhatian besar pada pengembangan energi bersih yang rendah karbon. Saat ini sedang disusun undang-undang mengenai energi bersih untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
”Tidak ada alasan lagi untuk menunda langkah guna menangani perubahan iklim. AS akan menentukan target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2020,” kata Lisa.
Semangat itu juga disuarakan oleh Gubernur Washington Chris Gregoire dan Gubernur California Arnold Schwarzenegger. Chris Gregoire mengatakan, semua gubernur sudah bertindak di wilayah mereka untuk mengatasi perubahan iklim. Saat ini, perlu tindakan konkret dari pemerintah nasional AS untuk mengatasi pemanasan global.
”Perlu kolaborasi global untuk mengatasi perubahan iklim karena dampaknya akan dan sudah dirasakan oleh warga di berbagai negara. Jika perlu, harus ada revolusi dan ’otot’ yang kuat untuk menurunkan emisi karbon. Pemerintah subnasional sudah bertindak, kini giliran pemerintah nasional bertindak,” kata Arnold, yang merupakan mantan binaragawan dan aktor Hollywood.
Pelibatan pemkot
Sementara itu, Fauzi Bowo menyuarakan mengenai pentingnya pelibatan pemerintah kota dan provinsi dalam penanganan perubahan iklim dalam Protokol Kopenhagen. Pemerintah daerah dinilai memegang peranan kunci untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di setiap wilayah.
Sementara itu, Fauzi Bowo menyuarakan mengenai pentingnya pelibatan pemerintah kota dan provinsi dalam penanganan perubahan iklim dalam Protokol Kopenhagen. Pemerintah daerah dinilai memegang peranan kunci untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di setiap wilayah.
Fauzi Bowo juga meminta kemudahan prosedur dalam perdagangan karbon atau carbon trade. Perdagangan karbon adalah insentif yang diberikan kelompok negara-negara maju kepada negara berkembang yang berusaha menurunkan emisi gas karbon.
”Usaha Jakarta mendapatkan insentif dari carbon trade banyak yang gagal hanya karena masalah prosedur, bukan substansi. Padahal, bus transjakarta dan tempat pengolahan sampah terpadu Bantar Gebang sudah mampu mengurangi polusi karbon dioksida dan gas metan yang menjadi pemicu pemanasan global,” katanya. (Caesar Alexey)
Post Date : 02 Oktober 2009
|