Aceh Dikepung Banjir, 70.000 Orang Mengungsi

Sumber:Kompas - 24 Desember 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Banda Aceh, Kompas - Enam kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam, akhir pekan ini dilanda banjir yang disertai longsor. Hari Sabtu (23/12) dilaporkan, sedikitnya delapan orang tewas, dua orang hilang, dan lebih dari 70.000 warga mengungsi. Banjir tersebut juga menyebabkan hubungan darat dari Banda Aceh ke Medan, Sumatera Utara, lumpuh.

Selain itu, jalan lintas timur terputus di kawasan Aceh Tamiang dan Langkat.

Kepala Dinas Sosial Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Ridwan Sulaiman, kemarin, mengatakan, daerah yang dilanda banjir itu mencakup 43 kecamatan, masing-masing 12 kecamatan di Aceh Tamiang, 5 kecamatan di Aceh Timur, 16 kecamatan di Aceh Utara, 3 kecamatan di Bireuen, 5 kecamatan di Gayo Lues, dan 2 kecamatan di Bener Meriah. "Banjir terjadi sejak Kamis malam. Karena hujan yang turun di daerah pegunungan tanpa henti, sejumlah sungai meluap," ujar Ridwan Sulaiman.

Kepala Bagian Humas Provinsi NAD Nurdin F Jos mengatakan, korban tewas akibat banjir ditemukan di Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, sebanyak lima orang dan di Kecamatan Pinding, Gayo Lues, satu orang.

Di Bener Meriah, banjir diikuti longsor. Ratusan rumah dan beberapa jembatan hancur. Seorang warga Kecamatan Permata dipastikan tewas, sedangkan dari Kecamatan Syiah Utama dilaporan dua orang tewas dan dua lainnya masih hilang.

Berdasarkan pemantauan Kompas melalui udara, banjir di Aceh Utara bagian hulu sudah mulai surut dan air menggenangi daerah Tanah Luas, Lhok Sukon, yang berada di hilir. Banjir juga terlihat menghancurkan ratusan hektar areal persawahan.

Penjabat Bupati Aceh Utara T Pribadi mengatakan, ketinggian air di Tanah Luas mencapai 3 meter. "Kami masih membutuhkan bantuan beras karena stok menipis. Di kabupaten kami ada 70.000 pengungsi," katanya.

Empat meter

Dari Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan, banjir yang melanda daerah itu setinggi 4 meter, merendam rumah panggung.

Sejumlah warga menyaksikan ribuan kayu gelondongan beserta kayu yang tercabut beserta akarnya hanyut mengikuti arus Sungai Tamiang. Sebagian kayu tersebut diduga hasil penebangan liar yang terjadi di hulu sungai.

Sampai kemarin sore hujan masih terus turun. Kondisi ini turut menyebabkan ketinggian air terus bertambah, setidaknya 2 sentimeter setiap 10 menit.

Staf Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Ahmad Subhan mengatakan, transportasi darat antarkecamatan sudah terputus. Satu-satunya moda yang masih dapat berfungsi adalah perahu. Puluhan rumah di sepanjang sungai hanyut.

Jalur Langsa-Lhok Seumawe sampai kemarin siang dilaporkan masih aman. Warga Lhok Seumawe, Suaib (60), mengatakan, sedikitnya ada empat genangan air di kawasan persawahan antara Langsa dan Lhok Seumawe. Akan tetapi, bus yang ditumpanginya masih tetap dapat melintasi kawasan tersebut.

Banjir di Langkat

Dari Langkat, Sumatera Utara, dilaporkan, jumlah pengungsi banjir bandang di Kabupaten Langkat yang terjadi sejak Jumat lalu diperkirakan mencapai 17.000 orang. Pengungsi terkonsentrasi di lima lokasi, yakni Besitang, Pangkalan Susu, Sei Lepan, Sawit Sebrang, dan Padang Tualang. Hingga kemarin sore, menurut Bupati Langkat Syamsul Arifin, ada beberapa daerah yang masih terisolasi dan belum bisa mendapatkan bantuan.

"Sampai saat ini ada beberapa dusun yang belum bisa ditembus, antara lain di Sekoci dan Aras Napal. Di Sekoci ada satu dusun, yakni Sijambu, yang masih belum bisa ditembus karena beberapa aliran sungai kembali meluap," kata Syamsul.

Pemerintah Kabupaten Langkat, lanjutnya, belum bisa memastikan berapa jumlah korban tewas akibat banjir bandang kali ini. "Baru satu korban yang dipastikan meninggal, seorang anak usia dua setengah tahun, bernama Alvin, asal Besitang. Saya juga dapat laporan di Desa Pantai Gemi, Stabat, seorang anak kecil juga belum diketahui keberadaannya," katanya.

Hingga kemarin luapan air di tiga sungai, yakni Sungai Lepan, Babalan, dan Wampu masih menggenangi beberapa kecamatan.

Meluas

Banjir yang terjadi di Provinsi Riau, kemarin juga dilaporkan. meluas ke delapan dari 11 kabupaten atau kota. Air berasal dari luapan sejumlah sungai yang mengalir di provinsi tersebut. Kondisi terparah di Kabupaten Rokan Hulu. Kabupaten/kota lainnya yang juga tergenang air adalah Kabupaten Rokan Hilir, Kampar, Indragiri Hulu, Pelalawan, Kuantan Sengingi, Siak, dan Kota Pekanbaru. Banjir di Pekanbaru bahkan menelan satu korban, yakni Julius (11), warga Kelurahan Sidoarjo, Jumat lalu.

Kepala Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Riau Wan Darlis mengatakan, kecamatan di Rokan Hulu yang tergenang air paling parah adalah Kunto Darussalam, Rambah Samo, dan Kepenuhan. Ketinggian air di kecamatan itu sempat mencapai 3 meter. (AIK/HAM/BIL/ART)



Post Date : 24 Desember 2006