|
Takengon, Kompas - Banjir bandang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie. Dalam waktu hampir bersamaan, Sabtu (25/2), banjir besar melanda Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah, keduanya di Provinsi Aceh. Di Tangse, 18 rumah hanyut dan dua orang luka parah, sedangkan di Celala 14 rumah tertimbun dan 40 orang harus mengungsi. Banjir di Tangse, Kabupaten Pidie, terjadi pada Sabtu pukul 18.30 dan berlangsung selama dua jam, menyusul datangnya hujan yang menggerus perbukitan serta menggelontor bersama material lumpur, kayu, dan batu ke arah permukiman warga. Tiga dari sejumlah desa rusak parah, yaitu Desa Kebun Nilam, Desa Blang Malo, dan Desa Pulo Mesjid. Selain tiga desa itu, banjir juga melanda Desa Ulee Gunong dan Pulo Seunong. Dari 18 rumah yang hilang, 14 rumah ada di Desa Kebun Nilam dan 4 rumah di Desa Blang Malo. Dua warga yang luka parah akibat terjangan banjir adalah Asih (40) dan Siti Aisyah (6), keduanya berasal dari Ulee Gunong. Banjir mengakibatkan Jembatan Kuala Panteue, yang menghubungkan Beureunuen dengan Tangse, putus. Minggu pagi, tim SAR Pidie yang merupakan gabungan dari beberapa unsur dibantu warga membuat jembatan darurat. Namun, kondisi jembatan darurat kembali rusak. Akibatnya, jalur tersebut masih tidak berfungsi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Apriadi, Minggu (26/2), mengatakan, hingga saat ini tim BPBD Pidie masih melakukan pendataan kerusakan. Warga yang rumahnya rusak atau hanyut hingga Minggu siang mengungsi di masjid yang aman dari jangkauan banjir susulan. Sebagian warga sempat kembali ke rumah mereka untuk mengambil barang yang bisa digunakan. Sejumlah titik di jalur Beureunuen-Tangse tertutup material lumpur dan kayu. Hingga Minggu siang, sejumlah alat berat dikerahkan untuk membersihkan jalan dan desa. Di Kecamatan Celala, Aceh Tengah, banjir menimbun 14 rumah di Desa Arul Gadeng, Sabtu dini hari. ”Saat ini bukit di atas Arul Gadeng kondisinya retak dan lumpur menumpuk sehingga sewaktu-waktu bisa longsor,” kata Sukir, Sekretaris Desa Arul Gadeng. Butuh bantuan ”Kami terus berupaya membersihkan material banjir agar lalu lintas di lokasi bencana dapat dilalui secara lebih baik sehingga bantuan cepat sampai kepada korban,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pidie Irawan. Para pengungsi membutuhkan bantuan berupa selimut, pakaian, dan bahan makanan selama di pengungsian. Relawan organisasi sosial pun telah berdatangan pada hari Minggu. Sementara status Gunung Marapi di Sumatera Barat hingga saat ini masih waspada. Gunung tipe strato ini masih mengeluarkan asap dan warga diminta menghindari radius 3 kilometer dari puncak Marapi. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sumatera Barat, Suparmo, Minggu (26/2), mengatakan, pada Sabtu siang terjadi lima kali erupsi disertai gempa vulkanik dangkal juga sebanyak lima kali. Petugas kesulitan memantau arah asap letusan karena puncak gunung tertutup kabut. Di Magelang, Jawa Tengah, banjir lahar dingin kembali terjadi pada Sabtu sore di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi, antara lain Kali Pabelan, Kali Putih, Kali Lamat, Kali Batang, Kali Krasak, dan Kali Bebeng. Ketinggian banjir di enam sungai tersebut 3-4 meter. Sementara 2.000 kepala keluarga korban banjir Sungai Ngasinan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sudah kembali ke rumah. Banjir mulai menggenang pada Rabu dan Kamis pekan lalu kemudian surut seiring meredanya hujan lebat di hulu Sungai Ngasinan. (EGI/ADH/ODY/HAN) Post Date : 27 Februari 2012 |