|
SUMENEP - Kondisi masyarakat pesisir pantai utara masih memprihatinkan. Ada berbagai masalah yang terjadi di daerah itu dan belum mendapat perhatian dari pemerintah. Satu di antaranya, keprihatinan masyarakat terhadap pengikisan air laut atau abrasi dan kelangkaan air bersih. Persoalan ini terungkap dalam acara serap aspirasi masa reses I anggota DPRD Jawa Timur Drs Darwies Maszar di Kecamatan Ambunten, kemarin (5/5). Dalam serap aspirasi tersebut, masyarakat berharap kepada anggota DPRD Jawa Timur untuk menganggarkan proyek tangkis laut untuk keselamatan bangunan dan jiwa penduduk di sekitar pesisir pantai. Sebab, masyarakat di pesisir pantai cukup memprihatinkan. Ombak laut kini sudah mengena bangunan dan mengikis daratan. "Ini benar-benar sangat memprihatinkan dan perlu ada tangkis laut untuk mencegah ombak ke daratan," ujar Drs Darwies Maszar kepada koran ini. Anggota panggar DPRD Jawa Timur ini berjanji kepada masyarakat untuk memperjuangkan proyek tangkis laut di APBD Jawa Timur tahun depan. "Karena ini menyangkut masalah keselamatan bangunan dan jiwa masyarakat yang berada di pesisir laut," katanya. Jika kondisi abrasi di daerah itu dibiarkan, maka lanjut Darwies, kemungkinan besar akan menelan korban jiwa dan materi. "Saya sudah melihat lokasinya dan memang cukup parah, mudah-mudahan teman-teman anggota DPRD Jawa Timur yang lain mempunyai kepedulian yang sama dengan saya," tandasnya. Selain itu, Darwies juga akan mengupayakan pengadaan air bersih di daerah tersebut. Karena, setiap tahun daerah Ambunten dan Pasongsongan merupakan daerah rawan air bersih. Bahkan dia mengungkapkan, data di Jawa Timur, di Sumenep ada sekitar 31 desa yang rawan air bersih, termasuk daerah pesisir pantai utara. Tahun ini, kata Darwies, pihaknya berhasil mendapatkan dana alokasi pengadaan air bersih di daerah Kecamatan Batang-Batang dari dana APBD Jawa Timur. "Tahun depan kita akan upayakan untuk daerah yang lain, mungkin Pasongsongan dan sekitar Ambunten," tukasnya. Sebenarnya, jelas mantan anggota DPRD Sumenep ini, ada proyek pengadaan air bersih yaitu WS-LIC dari Bank Dunia. Namun, kata dia, proyek tersebut dananya sangat terbatas. Sedangkan untuk mengatasi rawan air bersih di daerah pesisir pantai utara dibutuhkan dana sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. "Mudah-mudahan, tahun depan bisa dianggarkan," katanya lagi. (zr) Post Date : 07 Mei 2005 |