Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Di Sulteng Lambat

Sumber:antaranews.com - 24 Mei 2013
Kategori:Air Minum

Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Sulawesi Tengah masih lambat yakni rata-rata 1,2 persen per tahun dari target pembangunan millenium (MDGs) 2015 sebesar 68,87 persen dari jumlah rumah tangga, kata seorang pejabat setempat.

Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Sulawesi Tengah, Aryan Gafur, di Palu, Kamis, mengatakan keterlayanan masyarakat terhadap air minum pada 2012 baru mencapai 48,34 persen dari jumlah rumah tangga.

"Artinya masih ada 52 persen lagi rumah tangga yang belum terlayani air minum," katanya.

Dia mengatakan jika mengacu pada target MDGs 2015 yakni 68,87 persen maka selama tiga tahun pemerintah daerah harus menurunkan keterbatasan akses air minum itu sekitar 18 persen.

Itu artinya, kata Aryan, setiap tahun daerah ini harus menurunkan enam persen per tahun. Sementara kecederungan nasional dalam setahun, Sulawesi Tengah hanya mampu menurunkan 1,2 persen.

"Tahun ini target kita 58,85 persen akses terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan," katanya.

Aryan mengatakan dirinya khawatir target MDGs tersebut tidak tercapai hingga akhir 2015 jika tidak ada loncatan program yang serius untuk mendukung penurunan keterbatasan akses layanan air minum tersebut.

"Tapi itu kan target. Bisa tercapai, bisa juga tidak. Tapi kita akan berjuang agar target itu bisa kita penuhi. Tapi ini tidak terlepas dari dukungan anggaran," katanya.

Dia mengatakan untuk mempercepat realisasi proporsi rumah tangga terhadap akses air minum layak konsumsi perkotaan dan perdesaan pemerintah daerah juga mengajak peran swasta untuk ikut berpartisipasi.

"Makanya setiap pembangunan perumahan oleh pengembang paling pertama kita tanya mampu tidak mereka melayani kebutuhan air minum," katanya.

Aryan mengatakan pemerintah provinsi mendapat alokasi anggaran sebanyak Rp80 miliar pada 2013 untuk difokuskan pada pelayanan akses air minum.

Anggaran tersebut kata dia, akan dialokasikan untuk instalasi sumber-sumber air baku.

Selain APBD Provinsi, percepatan pembangunan juga didukung dengan dana APBN. Namun dukungan anggaran APBN tersebut belum diketahui jumlahnya.

"Itu bukan kewenangan kami," katanya.

Aryan mengatakan fokus penanganan air minum diprioritaskan pada daerah-daerah rawan krisis air minum seperti di Tojo Unauna dan Banggai Kepulauan.

Di Kota Palu sendiri kata Aryan, masih ada tempat-tempat tertentu yang sulit dijangkau air minum.



Post Date : 27 Mei 2013