98 Desa Digerojok Air Bersih

Sumber:Koran Sindo - 25 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
GRESIK (SINDO) Krisis air bersih yang melanda di wilayah Kabupaten Gresik benar-benar mendapat perhatian serius dari Pemkab Gresik.

Buktinya, kemarin Pemkab langsung menggelontor air bersih ke-98 desa yang dilanda kekeringan dan krisis air bersih. Hanya tahap pertama, Bagian Sosial bakal menggelontor air bersih di 21 desa se-Kec Duduksampeyan.

Setelah semua desa di Kec Duduk sampeyan terpenuhi kebutuhan air bersihnya,baru enam tangki air yang setiap tangkinya berkapasitas 5.000 liter secara bergantian menggelontor air di Kec Dukun dengan 21 desa, Sidayu 14 desa,Panceng 4 desa, Manyar 11 desa, Balongpanggang 4 desa, Benjeng 13 desa, Kedamean 6 desa,dan Kecamatan Menganti sebanyak 4 desa.

Menurut Kabag Humas Mighfar Syukur guna memperlancar pengiriman air bersih, masyarakat diharapkan mempersiapkan tempat air sesuai kebutuhan sehingga dapat memperlancar pengiriman air bersih. Dan yang terpenting untuk diketahui, pengedropan air bersih ini gratis tanpa dipungut biaya. Bahkan,Pemkab Gresik akan memenuhi permintaan air bersih hingga masyarakat sudah tidak membutuhkan lagi sampai musim hujan mendatang, kata Mighfar.

Kendati begitu, dengan digelontornya air ke wilayah-wilayah kekeringan bukan berarti persoalan itu dapat diatasi.Sebab, kemampuan pemkab mengirim air bersih terbatas.Tidak mungkin dalam sehari enam tangki dapat memenuhi 98 desa yang saat ini mengalami kekeringan.

Seharusnya pemkab tidak hanya mengirim air bersih. Namun, mencari solusi untuk mengantisipasi di tahun-tahun mendatang,kata Sutopo,Kepala Desa Tirem,Kec Duduksampeyan, di sela-sela mengawasi pengedropan air,kemarin. Pernyataan Sutopo itu bukan tanpa alasan.Air yang digelontor ke Desa Tirem kemarin, sebanyak 30.000 liter dengan diangkut 6 tangki,hanya cukup untuk kebutuhan sehari bagi 167 kepala keluarga. Sebab, setiap keluarga dibatasi 2 jireken (25 liter).

Sementara setiap minggunya warga membutuhkan sedikitnya 20 jiriken air bersih dengan kapasitas yang sama. Ya, kami setiap minggu menghabiskan 20 jireken. Setiap jirikennya kami beli dengan harga Rp500, aku Marliyah, 32, warga Gang I Desa Tirem. Praktis, Marliyah mengaku, bila bantuan dari pemkab hanya untuk memenuhi kebutuhan satu hari saja.

Sebenarnya, menurut Sutopo, wargadidesanya sudahmenemukan solusinya.Dengan membangun jaringan pipa air dari pipa induk PDAM ke setiap kampung secara swadaya. Namun, pembangunan jaringan pipa yang menghabiskan Rp98 juta denganbiaya patunganwargaitu tidak berfungsi.(ashadi ik)



Post Date : 25 Agustus 2007