|
PALEMBANG– PDAM Tirta Musi berharap pembangunan fly over di kawasan Jakabaring dapat menghindari utilitas milik mereka. Jika tidak, dipastikan distribusi air bersih ke pelanggan di kawasan Seberang Ulu (SU) 1, SU 2, dan Plaju terganggu. Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stephanus mengatakan, sejauh ini memang sudah ada koordinasi dengan pihak PPTK Fly Over Dinas PUBM Sumsel. Namun demikian, dia berharap pipa-pipa pendistribusian air bersih yang masuk dalam kawasan pembangunan tidak rusak. “Sebab, di sana ada pipa pvc 900 meter dari Ogan menuju Simpang Ahmad Yani (depan Masjid Al-Fathul Akbar) yang mengalirkan air kita ke pelanggan di tiga wilayah ini,” sebutnya. Yang menjadi persoalan, tegas Stephanus, pengalihan atau pemindahan pipa ini memakan waktu yang tidak sedikit. Mengingat, saat ini Pemerintah Kota Palembang juga masih dalam proses pembebasan lahan untuk proyek dimaksud. “Tidak bisa kita mengalihkannya, sebelum semua rencana dan proses itu siap,” ujar dia. Dia menyebutkan, saat ini di jalur dari arah Ampera terdapat pipa induk PDAM jenis pvc sepanjang 200 meter. Sementara di arah Plaju pipa jenis st 500 meter, dan arah ke Jakabaring pipa sepanjang 900 meter. “Secara teknis sudah ada koordinasi. Kami harap dalam pembangunan ini tidak ada pihak yang dirugikan. Jika perlu digelar kembali rapat koordinasi terkait desain konstruksinya,” tukas dia. Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Sumatera Syarkowi menjelaskan, direncanakan fly overini melintas dari pangkal Jembatan Ampera– Jakabaring. Total panjang pembangunan jalan dan jembatan direncanakan 433 meter, lebar 18 meter dengan dua lajur empat lajur. “Juni kita pastikan sudah bangun pondasi. Untuk dua bulan terdekat ini kita lakukan pelebaran jalan di mulut Jembatan Ampera terlebih dulu,” jelasnya. Syarkowi mengingatkan, dalam UU telah jelas disebutkan, bahwa seluruh utilitas harus berada di luar ruang jalan. Untuk itulah, memang perlu ada pemindahan utilitas di area tersebut. Adapun dana pemindahan utilitas, diakuinya perlu koordinasi lebih lanjut antara Pemprov dan Pemkot. “Masalah ini perlu ada dana sharing dari Pemprov dan Pemkot, sesuai porsi masing-masing,” ungkapnya. Terpisah, Kepala PPTK Flyover PUBM Sumsel Djoko Saputra menerangkan, kontrak kegiatan pembangunan fly over baru dimulai 8 April lalu, dan kemungkinan tahap awal pengeboran fondasi baru dilakukan awal Juni. Saat ini mulai dilakukan pengukuran, sembari pihaknya menunggu surat keputusan dari wali kota Palembang untuk membongkar taman di seputar Jakabaring. “Sekarang belum pelaksanaan, karena masih harus selesaikan pembebasan lahan dulu. Masih sebatas membersihkan di seputar area itu,” terang Djoko. Sementara dari faktor pembebasan lahan, PPK Pembebasan Lahan PUBM Sumsel Hilmansyah mengatakan, tahap awal pembangunan fly over segera dimulai, setelah Rabu (8/5) lalu, Pemkot Palembang menyerahkan data pembebasan lahan. Sisa lahan 70% yang belum dibebaskan itu kini hanya menunggu verifikasi dan pencairan ganti rugi. “Datanya sudah kita terima, baik sisa lahan untuk fly over juga untuk yang underpass. Namun, tidak serta merta langsung dibayar. Harus ada verifikasi lagi, dan juga akan dikumpulkan warganya,” kata Hilmansyah. yulia savitri Post Date : 13 Mei 2013 |