|
Warga RW IV Lingkungan Kwaluhan Kelurahan Kertosari dan ibu-ibu PKK di Perumahan Puri Kencana, Kelurahan Manding, Temanggung berinisiatif membuat bank sampah. Ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekaligus memanfaatkan sampah untuk menambah penghasilan. Di RW IV Lingkungan Kwaluhan, paguyuban pemuda RW setempat mendirikan usaha bank sampah, bernama Bank Sampah Bramantyo. Usaha ini di mulai 12 November 2012. Menurut Ketua Pemuda RW IV Kwaluhan, Agus Muryanto, bank sampah tersebut untuk menampung sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang. Sehingga, tidak mencemari lingkungan sekitar, juga menambah pemasukan bagi rumah tangga warga dan kas paguyuban pemuda, melalui penjualan sampah itu. Meski mengaku kekurangan modal pada awal berdirinya bank sampah, namun hal tersebut bisa diatasi dengan swadaya masyarakat dan sumbangan donator. Sehingga, dari bank sampah itu kini sudah bisa membuat bangunan gudang penyimpan sampah senilai Rp 40 juta berukuran 4 x 9 meter dan berlantai dua. “Dari perhitungan kami, omzet per bulan bank sampah itu mencapai Rp 1 juta lebih, dengan laba bersih sekitar Rp 200.000 hingga Rp 500.000,” katanya. Menurutnya, pengelolaan bank sampah itu bisa sukses berkat partisipasi masyarakat dalam menyisihkan sampah yang bisa di daur ulang. Sehingga para pemuda hanya mendatangi sampah per kepala keluarga, tanpa harus memilah sampah yang ada. Setelah sampah terkumpul maka akan dicatat di dalam buku tabungan per masing masing kepala keluarga dan kelak pada saat hari lebaran bisa diambil berupa uang tunai. Laba bersih penjualan sampah digunakan sosial 10 persen, operasional 10 persen dan sisanya untuk kas serta menutup hutang untuk pembangunan gudang sampah. Sementara itu, di Perumahan Puri Kencana, menurut ketua PKK RW setempat, Gema Artisti, bank sampah tersebut merupakan pengelolaan sampah secara mandiri dan produktif oleh warga. Yakni, dari barang-barang yang semula tidak berguna menjadi dimanfaatkan kembali dan menghasilkan uang. Ada banyak manfaat dengan adanya bank sampah tersebut, selain menambah penghasilan. Antara lain, lingkungan senantiasa bersih, karena, warga, terutama anak-anak, terdorong mengumpulkan sampah di bank sampah untuk menghasilkan uang. ‘’Secara tidak langsung, hal ini mendorong warga dan anak-anak disiplin menjaga kebersihan,’’tambahnya. Dengan sampah telah dikelola ibu-ibu PKK, tidak ada lagi pemulung yang masuk ke lingkungan setempat. Sedangkan sampah kategori residu atau tak bisa dijual untuk didaur ulang, dimanfaatkan sebagai kompos. Post Date : 06 Januari 2014 |