|
Pasokan air bersih untuk masyarakat korban bencana Gunung Kelud masih sangat kurang. Akibatnya banyak warga daerah terdampak paling parah hanya mandi sehari sekali.
Pantauan Surya Selasa (25/2/2014), minimnya pasokan air bersih ini terjadi di Desa Satak dan Puncu. Masyarakat harus antre menunggu kiriman air bersih dari mobil tangki baik milik pemkab, relawan atau bantuan donatur. Hanya saja bantuan air bersih masih saja kurang karena hampir sebagian besar warga mengandalkan air kiriman mobil tangki. Satlak sendiri sebenarnya menempatkan tandon air di sejumlah titik, tapi pasokan air yang datang masih kurang. "Sejak pagi saya sudah antre menunggu kiriman air, tapi sampai siang ini belum datang. Karena tidak air kami dan warga lainnya ya belum mandi," ungkap Srianah (55) warga Dusun Sukomoro, Desa/Kecamatan Puncu kepada Surya, Selasa (25/2/2014). Diungkapkan Srianah, tandon tempat air di dusunnya hanya dipasok sekali sehari. Padahal kebutuhan air bersih untuk memasak dan mandi cuci dan kakus sangat banyak. "Sehari kami butuh 50 liter, tapi yang saya dapatnya hanya satu jeriken isi 25 liter," ungkapnya. Warga berharap pasokan air bersih ditambah lagi sampai kebutuhan warga terpenuhi. "Anak-anak kadang hanya cuci muka tak sempat mandi karena minimnya air," tutur Ny Atik (36) warga lainnya. Sebelumnya warga Desa Puncu dan Satak mengandalkan air pipanisasi dari sumber di lereng Gunung Kelud. Hanya saja sejak ada bencana letusan Gunung Kelud jaringan pipa dari sumber ke tandon menjadi terputus. "Kami mohon kiriman airnya segera ditambah supaya kami dapat mandi sehari dua kali," tambahnya. Post Date : 26 Februari 2014 |