Penyediaan Air Bersih di Ceningan

Sumber:Nusa Bali Online - 4 Maret 2013
Kategori:Air Minum
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) disebutkan akan segera membantu pembangunan instalasi pengolahan atau penyulingan air laut menjadi air baku untuk warga di Pulau Ceningan dan Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Kementerian PU akan mengelola dan melakukan pemeliharaan selama lima tahun, sebelum diserahkan kepada Klungkung (PDAM).

PDAM mengaku sudah melakukan penjajagan lokasi untuk pembangunan instalasi itu, seluas 20 are. “Kami sudah bicara dengan aparat di bawah, dan sudah ada respons (positif),” kata Dirut PDAM Klungkung I Gede Darsana, Minggu (3/3). Darsana memaparkan penjajagan pembangunan instalasi pengolahan air laut menjadi air baku, dilatarbelakangi kesulitan pengadaan air baku di Ceningan dan Lembongan. Dikatakannya, ada keinginan untuk mengalirkan air Guyangan di Nusa Gede ke Ceningan dan Lembongan. Namun, dengan kondisi harus menyeberang laut, risiko biayanya akan jauh lebih besar ketimbang membangun instalasi pengolahan air laut. “Lewat satker provinsi, kami minta bantuan ke pusat (Kementerian PU),” papar Darsana. Dan, pemerintah pusat menyatakan kesediaan membantu pembangunan instalasi tersebut. Sedang PDAM diminta menyediakan lahan. “Tiga hari lalu kami mendapat pemberitahuan untuk itu,” kata Darsana. Kapan waktu pembangunan instalasi tersebut, Darsana belum bisa memastikan.

Dikatakannya, sekarang ini sedang proses administrasi di pusat. “Mungkin akhir pekan ini akan ada tindak lanjut,” kata dirut PDAM asal Desa Manduang, Kecamatan Klungkung, itu. Sementara Perbekel Lembongan I Nyoman Murta berharap pembangunan instalasi pengolahan air laut menjadi air baku, bisa segera direalisasikan. “Ya kami warga tentu setuju dan berharap segera diwujudkan,” ujar Murta. Dia mengiyakan, memang sudah ada survei dari pihak provinsi untuk rencana pengolahan air laut jadi air baku tersebut. “Surveinya sudah sekitar dua minggu lalu,” ungkap Murta. Selama ini, untuk kebutuhan air baku, warga Lembongan dan Ceningan memperolehnya dari sumur gali. Namun sebagai kawasan wisata, stok air dari sumur gali tersebut belum memadai. “Masih banyak warga yang kekurangan air,” ungkap Murta. Dan satu persoalan lagi, air baku dari sumur gali tersebut terasa payau. “Itulah persoalanya. Karenanya kalau benar ada pengolahan air laut jadi air baku, kami setuju,” tandas Murta.

Post Date : 05 Maret 2013