Jumat
pertengahan April lalu, Suez Environnment, pemilik PT PAM Lyonnaise Jaya
(Palyja), datang memberikan pandangan soal penjualan 51 persen saham ke Manila
Water. Namun, pemerintah DKI Jakarta berkukuh sebelum dijual pengkajian kembali
kontrak dengan PAM Jaya atau meminta perusahaan ini mengajukan gugatan
abritrase di pengadilan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ngotot PT
Pembangunan Jaya, perusahaan milik daerah, harus memiliki saham di Palyja.
Masuknya PT Pembangunan Jaya supaya komposisi kepemilikan saham seimbang dengan
dua perusahaan lainnya, yakni PAM Jaya dan Suez Environnment. Dia tidak ingin
saham 51 persen di Palyja hanya dikuasai oleh Manila Water.
Pemerintah DKI pun siap jika Suez menuntut di
pengadilan Singapura. Pihaknya mengancam meminta PT PAM Jaya tetap menguasai
penyaluran air bersih di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Basuki Thahja Purnama
alias Ahok yakin jika sampai kalah, Suez tidak bisa mengeksekusi putusan.
"Kami tidak mungkin menyetujui Anda menjual ke Manila Water karena Anda
tidak mau mengkaji kembali (kontrak). Sedangkan Aetra saja sudah mau kan? Kalau
dia tidak mau seperti itu, kita tidak usah negosiasi," kata Ahok.
Ahok berkukuh pengkajian ulang harus dilakukan
agar tingkat pengembalian investasi dan urusan lainnya tidak melebihi batas,
yakni sekitar 15 persen. Sedangkan, saat ini tingkat pengembalian mencapai 22
persen atau bisa setara Rp 10 triliun. "Jangan sampai nanti sudah selesai
kontrak, kita mesti bayar Suez sampai Rp 10 triliun, itu kan lucu."
Selama ini, mekanisme pembayaran kepada mitra
swasta adalah dalam bentuk imbalan air. Awalnya adalah Rp 2.400 dan akhirnya
setiap enam bulan sekali naik.
Coorporate Communication and Sosial Responsibilities
Head of Palyja Meyritha Maryanie mengatakan manajemen Palyja tidak mempunyai
wewenang atas penjualan atau pengalihan saham. "Perlu Kami sampaikan
manajemen Palyja berserta seluruh karyawan tetap berkomitmen penuh memberikan
pelayanan profesional kepada masyarakat bagian barat Jakarta," Kata
Meyritha melalui pesan singkat.
Dia mengatakan sejak 2008 sampai 2012 pencapaian
target melebihi ketentuan telah ditetapkan. Sedang untuk harga air, hingga saat
ini tidak ada kenaikan. Pasokan air bersih, kata dia, masih terkendala
kekurangan air baku. Kendati demikian, jumlah pelanggan terus naik dan sekarang
sudah 407 ribu.
Post Date : 11 Juni 2013
|