|
SOLO, (PRLM).- Kota Solo merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang mengembangkan Sistem Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (SLLT) dan akan direalisasikan pada 2014 ini. Layanan pengelolaan lumpur tinja yang ditangani Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan sasaran layanan pelanggan PDAM tersebut, dinilai cukup efektif untuk menciptakan sanitasi sehat bagi masyarakat. Direktur PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo mengungkapkan hal itu kepada wartawan, dalam diskusi media tentang "Lumpur Tinja Belum Terkelola, Apa Rencana Kita", di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, Senin (12/5/2014). “Dalam pengembangan SLLT akan duprioritaskan kepada pelanggan PDAM, karena retribusinya SLLT akan diintegrasinya dalam rekening PDAM. Kami akan melakukan pendataan agar kebijakan dalam melakukan penyedotan tinja pas dan lebih mudah,” ujar Singgih. Sistem layanan yang mensinergikan PDAM dengan swasta pihak ketiga dalam penyedotan lumpur tinja, katanya, harus disertai data mutakhir dan PDAM akan mendaftar ulang pelanggan yang akan dijangkau. Pendataan ini untuk memudahkan penyedotan lumpur tinja di masyarakat secara terjadwal. Lumpur tinja yang disedot tersebut, sambung Direktur PDAM itu, akan ditampung di Instalasi Pengolahan Limpur Tinja (IPLT). Saat ini di Kota Solo telah ada tiga lokasi IPLT, yakni IPLT Putri Cempo, IPLT Kedung Tungkul Mojosongo dan IPLT Semanggi. Dia memperkirakan, di antara pelanggan PDAM saat ini sekitar 40% atau 39.000 pelanggan memerlukan penyedotan lumpur tinja. “Melalui penyedotan ini, PDAM dalam satu tahun akan mendapat pemasukan sekitar Rp 7,9 milyar. Dari jumlah itu dibayarkan ke pihak ketiga sebesar Rp 5,5 milyar. Sehingga masih tersisa sekitar Rp 2,4 milyar untuk pengembangan pengelolaan berikutnya,” katanya. “Penyedotan lumpur tinja minimal dilakukan tiga tahun sekali. Karena masalah tinja sangat penting bagi kesehatan masyarakat, masalah pengelolaan harus diprioritaskan,” tutur Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Agus Joko Witiarso. Dalam diskusi tersebut, Regional Coordinator IUWASH, Jefry Budiman mengungkapkan, lembaga donor itu telah membangun "Kampung Sanitasi" di Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon. "Kampung Sanitasil merupakan program USAID yang dilaksanakan Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH), bekerjasama dengan Komprehensif Indonesia dan Amerika Serikat. Menurut dia, program "Kampung Sanitasi" bertujuan memberikan layanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, berupa fasilitas air bersih dan sanitasi yang layak. “Program ini adalah bagian dari Target Pembangunan Millenium atau MDGs pada tahun 2015 di bidang peningkatan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi layak,” tuturnya (Tok Suwarto/A-89)*** Post Date : 13 Mei 2014 |