94 Desa Rawan Kekurangan Air Bersih

BLORA - Sedikitnya 94 desa yang tersebar di 15 kecamatan di Blora saat ini masuk kategori rawan kekeringan. Meski belum parah, Pemkab melalui Bagian Sosial telah mengedrop air di beberapa desa di wilayah Kecamatan Jati.

”Belum parah memang tetapi kami sudah mulai mengedrop air ke beberapa desa di Kecamatan Jati,” ungkap Kabag Sosial Setda Blora Drs H Edy Pujianto MM, kemarin.

Dari pantauan, dari 16 kecamatan di Blora, hanya ada satu kecamatan yang tidak masuk kategori rawan kekeringan, yaitu Kecamatan Kradenan. Lima belas kecamatan sisanya dapat dipastikan setiap memasuki musim kemarau selalui kekurangan air bersih.

Terparah

Wilayah kecamatan terparah kekeringan adalah Kecamatan Jati. Di wilayah ini tidak ditemukan mata air, meski dari Pemkab sudah beberapa kali mencoba mencari mata air hingga saat ini belum menemukan.

Sementara itu, Asisten II Setda Bidang Ekonomi dan Pembangunan H Umartono SH ketika dimintai konfirmasi untuk mengantisipasi warga yang kekurangan air bersih, tahun ini Pemkab melalui Bagian Sosial telah mengalokasikan dana Rp 200 juta. Jumlah ini jika diujudkan air diperkirakan 1.500 tangki.

Menurutnya, untuk mengedrop air ke desa-desa telah disiapkan 15 truk tangki. Jika dirasa kurang, Pemkab akan mengajukan bantuan truk ke Pemprov.  ”Seperti yang dikemukakan Kabag Sosial, kekeringan di Blora saat ini belum begitu parah. Namun, kami sudah mengantisipasi,” ungkapnya.

Meski demikian, Umartono mengakui, jika nuansa kekeringan dalam sepekan terakhir ini sudah mulai terasa. Indikasinya, sebagian warga di beberapa desa sudah ada yang mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari di luar desanya dengan jarak tempuh 3-5 km.

Dia mengemukakan, sebenarnya Pemkab telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kekurangan air setiap musim kemarau. Antara lain  dengan membuat sejumlah sumur resapan, pelestarian sumber mata air dengan membuat kolam tandon air, pemasangan pipa. Termasuk penghijauan kembali sejumlah lahan kritis. (ud-69)

Post Date : 12 Juni 2008