|
Bertolak dari keberhasilan IBM membantu Kota Rio de Janeiro, Brasil, dalam menciptakan teknologi pengelolaan banjir, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajak IBM membuat teknologi pengelolaan banjir di Jakarta. Hal itu diungkapkan Wagub DKI Ahok dalam acara IBM Technology Conference and Expo 2013 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (14/5). Teknologi pengelolaan banjir itu berupa pengelolaan sistem air (water system) dan sistem transportasi. Teknologi itu dipasang di pintu-pintu air yang ada di Jakarta, sehingga bisa mendeteksi langsung air pasang atau kenaikan tinggi muka air. Ini teknologi yang dapat mengelola air sungai dan mengatur ketinggian air sungai, lanjut Ahok. "Kita pengen dong seperti Rio de
Janeiro. IBM membantu mereka melakukan pengelolaan banjir. Makanya saya
mengajak dan menantang IBM untuk membuat teknologi pengelolaan banjir melalui
water system dan transportasi system. Sebab sistem yang paling penting
dibutuhkan di Jakarta adalah mengatasi macet dan banjir," tandas Ahok. Menurut dia, saat ini di Jakarta memiliki
sebanyak 13 pintu air. Namun fungsi pintu air tersebut belum berjalan optimal
untuk mengelola banjir di DKI. Sebab, saat tinggi muka air sudah mencapai titik
tertinggi, ada satu kawasan yang banjir dan ada kawasan yang tidak terkena
banjir. "Ini persoalannya hanya buka tutup
pintu air saja. Karena selama ini yang mengontrol pintu air tersebut menggunakan
tenaga manusia yaitu petugas di sana. Jadi kalau yang mendeteksinya dilakukan
secara komputerisasi dan teknologi, pasti beda hasilnya," ujar Ahok. Penggunaan teknologi akan membantu para
penjaga pintu air, khususnya dalam mengontrol sistem buka tutup pintu air. Dia
mengharap teknologi itu sudah dapat terealisasi tahun 2014 dan menggunakan APBD
DKI. "Kita akan anggarkan di APBD, tidak
perlu menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) lagi. Anggaran tinggal
kita mintalah dianggarkan," ujarnya. Kendati demikian, lanjutnya, untuk
pengadaan teknologi itu, pihaknya masih meminta kajian IBM. Karena teknologi
tersebut untuk mengantisipasi permasalahan yang kompleks Jakarta yakni banjir. Menanggapi tantangan tersebut, Presiden
Direktur IBM Indonesia, Suryo Suwignjo, menyatakan, pihaknya menerima dan
mendukung tantangan tersebut, meski tidak mudah untuk menjalankannya. Khususnya
menjalankan teknologi tersebut di Jakarta. Sistem itu nantinya akan membantu
mendeteksi ketinggian air dan memprediksi waktu masuknya air ke daerah Jakarta
secara elektronik, bukan lagi secara manual dengan laporan telepon. Sebenarnya, ungkap Suryo, pihaknya sudah
mempunyai teknologi seperti itu untuk melakukan deteksi ketinggian air. Seperti
di Pintu Air Katulampa, ketika terjadi peningkatan tinggi muka air, maka bisa
diprediksi perjalanan air masuk ke Jakarta. Sehingga warga bisa siap-siap
menghadapi banjir yang akan melanda. "Sistem itu tidak melalui telepon
lagi, tapi bisa dilakukan secara elektronik. Selain itu, Pak Wagub minta
teknologi itu juga berfungsi mengontrol aliran air. Hal itu berarti air yang
masuk ke Jakarta nantinya bisa dikontrol dengan mengalihkan alirannya ke Kanal
Banjir Timur (KBT) dan kanal Banjir Barat (KBB)," ujarnya. Post Date : 15 Mei 2013 |