|
Banjir yang melanda KecamatanSeberangUlu( SU) Iterusmeninggi hingga mencapai pinggang orang dewasa.Akibatnya, sejumlah sekolah di kawasan tersebut terpaksa diliburkan. Salah satunya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 79 di Jalan Panca Usaha,Kelurahan 5 Ulu Darat, Palembang.Ketinggian luapan air atau banjir rob membuat pihak sekolah tak berani mengambil risiko meneruskan aktivitas belajar. “Tadi masih sekolah,masuk jam 08.00 WIB,tapi disuruh pulang jam 10.00 WIB.Besok (hari ini), kata kepala sekolah kami libur sampai Kamis (28/2),”kata Kiki,siswa kelas V SDN 79,di sekolahnya kemarin. Kiki menuturkan,air pasang ini sudah mulai masuk ke sekolahnya sejak 10 hari lalu. Namun, saat itu ketinggiannya baru mencapai mata kaki. Tetapi, sejak tiga hari terakhir,banjir terus naik hingga mencapai dengkul di halaman sekolah dan semata kaki di dalam kelas. Dalamkondisidemikian,diadan teman-temannya mengaku terus belajar seperti biasa,meski di dalam kelas harus memakai sandal dan kedinginan. “Kami tetap belajar, tapi pulang cepat terus. Nah, tadi disuruh balek nian, baru sekolah lagi Kamis kagek,”ujarnya. Sementara itu, Mila, guru sekaligus penjaga sekolah,menyatakan, banjir akibat air sungai pasang membuat guru khawatir akan keselamatan para siswa yang masih berusia 6–12 tahun. “Kalau terlalu lama kena air,kami khawatir mereka masuk angin.Tahu sendiri anak-anak ini juga suka sekali melihat genangan air. Takutnya ada apa-apa,jatuh atau terpeleset. Jadinya anak-anak kami pulangkan cepat sejak kemarin,” ucapnya. Mila mengakui, air telah menggenangi seluruh ruang kelas di SDN 79 Palembang sejak Sabtu (23/2) lalu. Pihaknya tak bisa berbuat banyak, hanya bisa pasrah sembari menunggu air surut. “Kita liburkan dulu sampai Kamis, semoga air segera surut.Kalau sudah surut, mudah-mudahan siswa SDN 79 Palembang bisa kembali belajar,”katanya. Hal serupa juga dialami SMAN 9 di Jalan Mataram, Kertapati. Ketinggian air di sekolah ini mencapai lutut orang dewasa dan sudah merendam sekolah sejak Jumat (22/2) lalu. Karena cukup mengganggu aktivitas belajar-mengajar, terpaksa ratusan siswa sengaja diliburkan. “ Proses belajar-mengajar sudah tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya karena air sudah mencapai lutut, jadi terpaksa siswa kita liburkan” tutur Kepala SMAN 9 Palembang Hendra Firdaus dihubungi kemarin. Menurut kepala sekolah sekaligus guru fisika ini, fenomena banjir rob terjadi disebabkan gaya tarik bulan yang saat ini tepat di atas Kota Palembang. Jika sesuai prediksi, air pasang baru akan berangsur surut pada Kamis (28/2) mendatang. Jika ketinggian air berkurang, dia meyakinkan aktivitas belajar siswa akan kembali dilakukan secara normal. Tak hanya di sekolah-sekolah tersebut,banjir juga terjadi di SMPN 44, Jalan Panca Usaha. Hanya, pihak sekolah belum meliburkan siswanya karena air belum masuk ke ruang kelas dan mengganggu 14 kelas yang mereka pakai. Kondisi kelas yang berbentuk rumah panggung membuat air pasang hanya menggenangi halaman dan akses menuju sekolah. “Alhamdulillah, walaupun air pasang,kami belum pernah sampai meliburkan siswa.Soalnya air belum sampai ke kelas, karena sekolah kami (berbentuk) panggung. Tapi, karena banjir, anak-anak terpaksa pakai sandal ke sekolah,” ujar Eka,salah seorang guru,seusai pulang sekolah kemarin. Banjir sudah merendam sebagian halaman sekolah sejak Kamis (21/2) lalu. Akibatnya, pagi kemarin mereka tak bisa menggelar upacara bendera, demikian halnya kegiatan olahraga.“Ya,olahraganya terpaksa diganti teori, soalnya seluruh halaman sekolah terendam, ”bebernya. Sementara itu, Ismail, Ketua RT 50, Lorong Melati, yang berlokasi tak jauh dari dua sekolah tersebut, meng-ungkapkan, air pasang kali ini termasuk yang paling tinggi. Sebelumnya banjir pernah terjadi sekitar 2004. “Kali ini airnya tinggi sekali, hampir ke jalan. Dulu tidak pernah setinggi ini,mungkin karena banyak dibangun ruko dan timbunan (sehingga menyebabkan banjir),” ujarnya. Karena sudah berhari-hari, sebagian warganya pun mengaku sudah terserang gatalgatal. Dia berharap pemerintah tanggap dengan kesusahan yang dialami warga, yang sangat membutuhkan posko kesehatan. Musibah banjir yang merendam ratusan rumah di Jalan Mataram dan KI Merogan,Kelurahan Kemas Rindo, justru mendatangkan berkah bagi sebagian warga yang memanfaatkan situasi sulit untuk mengais rezeki dengan menawarkan jasa ojek perahu. Pantauan SINDO kemarin, jalan yang berada di sekitar Mataram dan Ki Merogan lumpuh akibat banjir.Warga yang membawa kendaraan bermotor tak mampu melintas akibat volume air yang cukup tinggi sehingga mereka memilih menggunakan jasa ojek perahu. “ Untuk satu orang biayanya Rp2.000 dan kalau membawa barang Rp5.000,” kata Sudarmi, warga setempat. Sudarmi mengaku, sejak banjir, setiap harinya dia mampu meraup keuntungan Rp100.000–Rp150.000. ”Hasil dari ojek perahu ini akan saya gunakan untuk merenovasi rumah yang rusak akibat genangan banjir,”katanya. Menyikapi maraknya ojek perahu yang memanfaatkan momen banjir ini,Ketua RT 06, Kelurahan Kemas Rindo, Jauhari menyatakan, selagi menawarkan harga yang tidak mahal atau tidak membebani warga, angkutan ojek perahu sebagai sesuatu yang wajar. ”Sejauh mereka tidak memaksa ya tidak masalah.Dengan adanya ojek perahu kan warga juga cukup terbantu,”pungkasnya. cr-3/yulia savitri/ komalasari Post Date : 26 Februari 2013 |