|
KLATEN - Harga air bersih di daerah kekeringan semakin mencekik warga. Harga air, menurut relawan Paguyuban Sabuk Gunung (Pasag) Merapi Djenarto, merangkak naik. Harga yang semula Rp 100.000/tangki kini menjadi Rp 150.000 bahkan terakhir Rp 180.000/tangki. ‘’Harga Rp 180.000 itu untuk desa kawasan puncak, seperti Deles,’’ terangnya. Selama ini, bantuan memang diperlukan masyarakat. Sebab harga air akan melonjak. Anggota Komisi I DPRD Klaten, Sarjono mengatakan harga air di desa asalnya, yakni Gemampir, Kecamatan Karangnongko sudah mencapai Rp 60.000/tangki isi 5.000 liter. ‘’Warga sudah kesulitan sebulan terakhir dan mulai membeli,’’ terangnya. Harga biasanya akan semakin melonjak saat musim kemarau mendekati puncaknya. Kondisi ini diperparah dengan kerusakan parah tiga truk tangki milik Pemkab Klaten yang biasa digunakan untuk mengirim bantuan air bersih. Akibatnya, pengiriman air tidak bisa maksimal karena ada 33 desa yang mulai kekeringan. Kondisi ini membuat sebagian warga terpaksa membeli air dari pihak lain, meskipun harganya semakin mencekik warga. Sewa Truk Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten Sri Winoto SH mengatakan, dari tujuh truk tangki di Pemkab, hanya empat yang dioperasikan. ‘’Setelah tugas pengiriman air diserahkan ke BPBD hanya ada empat truk yang siap operasi,’’ jelasnya, Selasa (17/9). Menurutnya, dari tujuh truk yang dilimpahkan ke BPBD, tiga di antaranya rusak dan tak layak. Tiga truk itu masih berada di Pemkab dan belum diparkir di BPBD. Untuk menalangi pengiriman sementara, BPBD berencana menyewa dua truk lain. Sebab jika hanya empat truk tidak akan bisa memenuhi pengiriman bantuan ke desa yang kekeringan. Apalagi di Klaten ada 33 desa yang rawan krisis air mulai kemarau bulan lalu. Dengan tujuh truk saja, ke-33 desa itu belum terjangkau seluruhnya, sehingga ada tiga pengiriman semakin tidak maksimal. Terlebih, mayoritas desa rawan berada di lereng Gunung Merapi yang jauh dan kondisi medan sangat parah. Karena itu, diperlukan kendaraan yang prima dan siap. Meskipun kondisi kendaraan ada yang rusak, lanjut Winoto, BPBD masih merasa terbantu. Sebab ada elemen lain, baik instansi pemerintah maupun swasta yang ikut membantu warga. Namun mengandalkan bantuan masyarakat saja tidak cukup. Untuk itu kesiapan truk Pemkab sangat perlu menjadi perhatian. Sebab meskipun digunakan hanya saat kemarau tetapi membantu ribuan jiwa masyarakat. (H34-61,15) Post Date : 18 September 2013 |