|
Tegal, Kompas - Banjir masih menggenangi ratusan rumah di Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa (28/5). Ketinggian air minimal 20 sentimeter. Kondisi itu sangat mengganggu aktivitas warga. Namun, genangan air ini tidak lagi masuk ke permukiman warga, seperti terjadi sehari sebelumnya. Genangan air itu tampak, antara lain, di Jalan Rambutan dan Jalan Siwalan, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, wilayah Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, serta sebagian wilayah Kelurahan Debong Kulon, Kecamatan Tegal Selatan. Arif Noor (31), warga Jalan Rambutan III, mengatakan, banjir sangat mengganggu aktivitas warga. Pada Senin, air di jalan depan rumah mencapai setengah meter, sedangkan air yang masuk ke rumah sekitar 20 sentimeter. Kondisi itu menghambat aktivitas kerjanya sehari-hari. ”Sekarang (Selasa siang) air sudah tidak masuk ke rumah, tetapi di jalan masih banjir,” kata Arif. Johari (45), warga Kelurahan Mintaragen, mengaku, hingga Selasa pagi, air masih menggenangi wilayahnya. Namun, siang hari, air sudah surut sehingga warga sudah bisa berbenah membersihkan rumah. Menurut dia, genangan banjir yang masuk ke rumah-rumah warga juga mengakibatkan pompa air milik sebagian warga tak berfungsi. Mereka terpaksa memanfaatkan air sumur dangkal guna keperluan mandi dan mencuci. Akan tetapi, air ini pun payau dan berbau kecut. Sebagian warga terpaksa membeli air dari pedagang keliling seharga Rp 2.000 per jeriken. ”Sehari bisa habis lima jeriken,” katanya. Anggota Komisi III DPRD Kota Tegal, Abdullah Sungkar, mengatakan, selain hujan deras, genangan air juga dipicu air pasang dari laut. Pada Senin lalu, air pasang mencapai ketinggian 80 sentimeter. Karena itu, perlu tersedia sistem drainase perkotaan.(WIE) Post Date : 29 Mei 2013 |