|
PUTUSSIBAU, KOMPAS - Ratusan rumah di Putussibau dan sejumlah kecamatan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, terendam banjir hingga Sabtu (16/2) dini hari. Akses jalan raya dari wilayah tersebut ke kabupaten terdekat, yakni Sintang, bahkan Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, juga sempat terganggu. Sejumlah kawasan di Putussibau, ibu kota Kapuas Hulu, yang tergenang banjir adalah Jalan Ahmad Dogom, Teluk Barat, dan Kompleks BTN. Ramadhanul Hikmah (38), warga Putussibau, menjelaskan, banjir dipicu hujan deras yang turun setiap hari sejak Senin lalu. Hujan setiap hari turun dengan deras selama 4-5 jam. ”Pada Jumat malam, hujan tidak turun, tetapi air tidak surut juga. Kami khawatir, kalau hujan turun lagi, banjir makin tinggi,” kata Ramadhanul. Jumat siang hingga Sabtu dini hari, jalan negara dari Putussibau ke Sintang dan Pontianak tak bisa dilalui akibat terendam banjir sekitar 1 meter di Nanga Semangut, Kecamatan Bunut Hulu, Kapuas Hulu. Kurniawati (36), warga Nanga Semangut, menuturkan, banjir juga merendam belasan rumah panggung. Warga setempat terpaksa tidur di atas meja. Banjir masuk ke rumah panggung hingga ketinggian lebih dari 1 meter. ”Tahun lalu, banjir juga merendam rumah warga dan jalan raya. Kalau dalam 3-4 hari selalu turun hujan, entah siang atau malam, jalan dan rumah akan terendam banjir,” kata Kurniawati. Ambulans milik Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP) juga terjebak banjir di Kapuas Hulu. Koordinator FRKP Stephanus Paiman OFMCap mengungkapkan, ambulans itu dalam perjalanan pulang dari Putussibau dan terjebak banjir di dua lokasi. ”Sejak Jumat pukul 24.00, ambulans tidak bisa lewat karena jalan terendam banjir sekitar 1 meter. Baru pada Sabtu sekitar pukul 08.00, ambulans bisa lolos dari banjir,” tuturnya. Sementara itu, rumah milik 13 keluarga di Desa Pajaran, Kecamatan Poncokusumo, Malang, Jawa Timur, rusak dihantam banjir bercampur petir, Jumat lalu. Lokasi kejadian tidak jauh dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. ”Belum ada perincian bagaimana serangan petir ini bisa membuat genteng hancur dan tembok roboh. Tim kami masih melakukan assessment (pengujian) di lokasi bencana,” kata Koordinator Satuan Taruna Siaga Bencana Kabupaten Malang Tiwi Adi, Sabtu, di Malang. Keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang menyebutkan, ada 3 rumah yang rusak berat dan 7 rumah yang mengalami kerusakan ringan. Semuanya dihuni 13 keluarga. Poncokusumo merupakan kecamatan terjauh dari pusat Kabupaten Malang menuju kawasan TNBTS di lereng kompleks Bromo-Tengger-Semeru. Transportasi di kawasan ini cukup lancar. (AHA/ODY) Post Date : 18 Februari 2013 |