|
JAKARTA, KOMPAS – Dua kali rob tinggi yang melanda kawasan utara DKI Jakarta, Jumat (18/10) dan Selasa (3/12), menjadi peringatan risiko bencana lebih besar. Risiko itu berasal dari akumulasi cuaca ekstrem, penurunan muka tanah, dan ketidaksiapan infrastruktur. Pada Jumat, 18 Oktober, muka air laut mencapai 240 sentimeter, jauh lebih tinggi dibandingkan biasanya yang berkisar 225-230 sentimeter. Ketika itu, air melimpas dan menggenangi ribuan rumah yang dihuni 6.696 jiwa di Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Rob kembali menggenangi beberapa lokasi di Jakarta Utara, pekan lalu. Muka air laut naik, yakni 242 sentimeter, pada Selasa (3/12) siang, hingga melimpas tanggul Kali Asin di Muara Karang, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kenaikan itu dinilai tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Ahli hidrologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Firdaus Ali, Minggu, mengatakan, selain cuaca ekstrem yang melanda dunia, penurunan muka tanah dan buruknya infrastruktur pengairan juga memperparah genangan di DKI Jakarta. Pemerintah dan warga perlu meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi akhir Desember 2013 hingga Februari 2014. ”Selain karena faktor pemanasan global, penyedotan air tanah di DKI Jakarta ini tak terkendali, jauh lebih besar dibandingkan kemampuan tanah menyerap air. Akibatnya, muncul ruang-ruang kosong di lapisan bawah sehingga permukaan tanah rentan turun,” kata Firdaus. Upaya yang ditempuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti mengeruk endapan sungai, waduk, dan saluran serta meninggikan tanggul, tak akan berdampak signifikan untuk mengatasi genangan. Akumulasi endapan dan kerusakan selama bertahun-tahun membutuhkan penanganan luar biasa. ”Penanganan banjir yang sedang dilakukan ini untuk menyelesaikan persoalan 40 tahun terakhir, persoalan sekarang dan ke depan belum tertangani,” kata Firdaus. Peninggian tanggul Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Joko Susetyo membenarkan bahwa risiko rob semakin serius. Dua tahun terakhir pasang air laut sering mencapai 240 sentimeter. Sementara sebelumnya, rob paling tinggi 150 sentimeter. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun tanggul penahan rob setinggi 4 meter. Hal ini dilakukan untuk menahan rob yang semakin sering melimpas tanggul. Sementara tanggul yang saat ini ada setinggi 3 meter. ”Belum ada anggaran untuk meninggikan tanggul tahun ini, kemungkinan tahun depan akan ditinggikan,” ujar Joko. Saat ini, tidak ada sarana tanggul yang rusak akibat limpasan air rob terakhir. Di lapangan, pekerja melanjutkan pembangunan tanggul Kali Asin dan tanggul laut di Muara Baru yang belum selesai. Pembangunan tanggul itu ditargetkan selesai setidaknya akhir Desember 2013. Kepala Seksi PU Air Penjaringan Eko Bambang Santoso mengatakan, penambahan 1 meter tinggi tanggul diharapkan mengatasi risiko limpas dan genangan. ”Ada tenaga yang disiagakan untuk mengatasi kejadian seperti limpas,” ujarnya. (MKN/NDY) Post Date : 09 Desember 2013 |