|
Pengelola objek wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali, mengolah sampah batok kelapa menjadi produk bernilai ekonomi berupa briket arang. “Kami sudah melakukan pengolahan batok kelapa itu menjadi briket arang,” kata Ketut Toya Adnyana selaku pengelola objek wisata Tanah Lot, Sabtu (15/6). Pengolahan itu dilakukan oleh kelompok Gemah Ripah yang terdiri dari pegawai di objek wisata tersebut dan masyarakat sekitarnya. Kelompok itu adalah bagian dari program pengelolaan sampah berbasis masyarakat hasil kerja sama PT Tirta Investama Tbk selaku produsen air minum dalam kemasan merek Aqua dengan Universitas Warmadewa Denpasar. Pihaknya menyiapkan sarana dan prasarananya, sedangkan alat pengolahannya dari Unwar. “Hasil pengolahan sampah itu sudah mendapatkan respon positif dari paguyuban hotel di Pulau Dewata,” ujarnya. Pihaknya sudah melakukan penandatanganan kerja sama dengan pihak paguyuban hotel Tri Hita Karana yang siap menampung hasil briket tersebut. Sampai saat ini setiap hari sebanyak 1.000 sampah batok kelapa dihasilkan di kawasan tersebut dan kondisinya sudah cukup mengkhawatirkan karena bisa mengganggu panorama alam objek wisata itu. “Sebenarnya penanganan sampah itu sudah dilakukan tapi secara manual sehingga belum terlalu optimal sehingga tidak ada salah melakukan pengolahan itu bekerja sama dengan pihak universitas,” ujarnya. Sampah batok kelapa sebanyak itu berasal dari sekitar 150 pedagang makanan dan minuman di kawasan objek wisata tersebut.
Post Date : 17 Juni 2013 |