|
PALEMBANG– Siapa bilang sampah hanya bisa menjadi masalah. Jika dikelola dengan baik, sampah rumah tangga justru bisa menambah penghasilan. Caranya dengan mengumpulkan sampah-sampah anorganik ke bank sampah. Di bank sampah, sampah-sampah itu kemudian didaur ulang dan menjadi benda-benda bernilai ekonomis. Hasil penjualan benda-benda tersebut dikembalikan ke masyarakat yang memiliki tabungan sampah. “Dengan adanya bank sampah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat, sampah rumah tangga dapat didaur ulang kembali sehingga memberikan penghasilan tambahan untuk masyarakat,” kata Direktur Bank Sampah Palembang Syukron Nikmah saat Seminar Lingkungan Hidup di aula Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) kemarin. Selain menguntungkan secara ekonomi, dengan adanya bank sampah volume sampah yang diproduksi dapat sedikit berkurang. Sehingga, tempat pembuangan akhir sampah (TPA) tidak cepat penuh. “Dengan pola ini diharapkan dapat membantu mengatasi banjir dan memberikan manfaat bagi khalayak luas,” ucapnya. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pertamanan Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan, dan Pemakaman (DPJPP) Kota Palembang Komarudin mengatakan banjir yang terjadi di Palembang beberapa waktu lalu antara lain disebabkan semakin berkurangnya area resapan air. Hal ini merupakan dampak dari semakin berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) karena pembangunan perumahan dan ruko. ”Penyebab lainnya kebiasaan membuang sampah sembarangan dan penyempitan alur sungai karena bantaran sungai telah digunakan untuk pemukiman penduduk,”kata dia. Karena itu, Komarudin mengimbau masyarakat untuk mulai peduli lingkungan antara lain dengan tidak membuang sampah sembarangan, memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, dan mendaur ulang sampah anorganik. Selain itu masyarakat juga diminta tidak mengalihfungsikan RTH menjadi perumahan atau area komersial. Pantauan KORAN SINDO kebiasaan warga kota Palembang membuang sampah di sembarang tempat masih terjadi. Di Kawasan Talang Gading, Kalidoni, misalnya, warga membuang sampah di lahan kosong. Bahkan ada pula yang membuangnya di rumah warga yang ditinggalkan. Sekretaris Camat Kalidoni Agus Budiman mengaku warga terpaksa membuang sampah di lahan kosong karena tidak ada tempat pembuangan sementara. “Sehingga warga membuang sampah ke tanah atau lahan kosong,” katanya. cr-3/cr-4 Post Date : 10 April 2013 |