Warga desa binaan perusahaan produsen semen merek "Tiga
Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan
Selatan, belajar mengelola sampah untuk menjadi hasil kerajinan kreatif ke Surabaya dan Bogor.
Corporate Social Responsibility (CSR),
Section Head Indocement Tarjun, Yanuar Arif, di Kotabaru, Kamis mengatakan,
diharapkan dengan pelatihan di kampung wisata, Desa Jambangan, Surabaya, dan
Citeureup, Bogor, warga desa binaan, di Desa Langadai dan Tarjun, bisa
menerapkan pengetahuannya "menyulap" sampah menjadi barang yang
memiliki nilai ekonomis.
"Pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut
program CSR perusahaan Indocement," kata Yanuar, dalam siaran persnya.
Ia berharap, warga yang sudah mendapatkan sempatan
belajar dan dilatih di Surabaya dan Bogor, bisa menjadi pioner atau penggerak
masyarakat untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sampah menjadi barang yang
bernilai rupiah.
Mereka juga diharapkan mampu menjadi contoh bagi
masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya, untuk hidup bersih, dan mampu
mengelola lingkungannya dengan baik.
"Warga yang kita kirim akan menjadi pelopor,
fasilitator dan motivator untuk membawa masing-masing desanya menjadi desa yang
baik, bersih, sehat dan hijau, terangnya.
SSECSR Dept Head Indocement Tarjun, Teguh Iman
Basoeki, menambahkan, pogram tersebut, perwujudan dari program Community Development (CD)/CSR, dengan
mensinergikan pilar pendidikan, kesehatan, sosial budaya agama, serta pilar
ekonomi.
Motivator dan Fasilitator, Eva Ariani menjelaskan,
pelatihan yang didapatkan warga Desa Binaan di Jambangan, Surabaya, adalah
pelatihan tentang management bank sampah
dengan figure dan karateristik yang berbeda, serta pengelolaan sampah daur
ulang.
Pelatihan juga membahas bagaimana peran aktif
aparat desa menjalankan fungsinya untuk mensukseskan program penanggulangan
sampah, serta didukung warganya yang salingbahu
membahu dalam kegiatan kebersihan, dan penghijauan di desa mereka.
Selain itu, kata Eva, baik di Surabaya maupun di
Bogor, pihaknya mendapat keterampilan tentang pengolahan sampah organic, dan pengolahan sampah An-organik, berupa
anyaman dari sampah plastik, seperti membuat baju, dompet, tas dan topi.
Keterampilan lainnya yaitu membuat kerajinan
berbahan dasar kertas koran, membuat bunga dari kantong kresek, juga membuat
bunga dari botol mineral dan botol plastik lainnya.
Produk tas dari kantong semen bekas, tudung saji
dari gelas mineral, tempat tisu dari pelepah pisang, daun-daunan, taplak meja
dari sedotan, kap lampu dari kertas majalah bekas, membuat sandal dari limbah plastik, dan membuat
kerajinan tutup gallon bekas.
"Keterampilan ini sangat aplikatif untuk
masyarakat, selain dapat dipakai sendiri, hasil kerajinan ini juga layak untuk
dipasarkan, sehingga menambah pendapat keluarga," ucapnya.
Khusus bank sampah,
warga desa binaan sudah membentuk lembaganya, dan aktif sejak tiga bulan yang
lalu.
Seorang peserta dari Desa Tarjun, Rusminah
mengatakan, pihaknya bertekad akan menjadi motivator bagi masyarakat di
desanya, untuk hidup bersih, dan memanfaatkan serta mengelola sampah yang tidak
berguna itu bisa memiliki nilai ekonomis.
Post Date : 14 Februari 2014
|