9 Desa Terancam Banjir

Sumber:Indo Pos - 08 November 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KLATEN - Warga yang tinggal di sebagian wilayah Kecamatan Cawas, Prambanan dan Manisrenggo, diimbau ekstrawaspada. Musim hujan tahun ini berpotensi menenggelamkan sedikitnya sembilan desa di tiga kecamatan tersebut. Pasalnya, empat sungai yang ada di Cawas, Manisrenggo dan Prambanan, menyempit. Lebarnya tinggal 5-7 meter dari kondisi normal 9-12 meter.

Kasubdin Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkab Klaten Joko Wirjanko mengungkapkan, sungai-sungai yang menyempit alurnya adalah Sungai Mlese dan Pakisan, Cawas; Sungai Kongklangan Atas, Prambanan dan Sungai Simping, Manisrenggo.

Jika intensitas hujan makin tinggi, ada kemungkinan luapan air mengancam permukiman penduduk dan areal pertanian. Joko memperkirakan, akibat penyempitan alur, sungai-sungai itu tak mampu lagi menampung debit air tinggi.

"Di Cawas, setidaknya ada 5 sampai 7 desa yang terancam. Kemudian ditambah Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, di sekitar Sungai Kongklangan Atas. Masih ada lagi, Desa Sukorini, Manisrenggo, yang terletak tidak jauh dari Sungai Simping. Permukiman dan lahan pertanian di sini, kondisinya kritis," ujar Joko.

Ancaman diperkirakan mengkhawatirkan karena tahun ini belum ada anggaran untuk merehabilitasi penyempitan alur di empat sungai tersebut. Subdin Pengairan baru menganggarkan kegiatan normalisasi di APBD 2008. Itu saja baru tercantum dalam PPAS (Prioritas Plafon Anggaran Sementara) APBD 2008. Saat ini, DPRD dan pemkab masih berkutat menyelesaikan pembahasan PPAS.

Joko belum merinci berapa anggaran yang dibutuhkan untuk merehabilitasi masing-masing sungai. Dia hanya memberikan kebutuhan anggaran sekitar Rp 2 miliar. Untuk kebutuhan normalisasi setiap sungai, Subdin Pengairan masih menghitung angka pasti.

Dalam kondisi normal, urai Joko, seharusnya badan sungai semakin ke bawah kian besar. Ini untuk menampung limpahan air dari hulu sungai, sekaligus sungai-sungai kecil maupun aliran pembuangan air dari wilayah permukiman. Ironisnya, penyempitan alur sungai ini banyak terjadi di wilayah rendah.

"Kalau nanti ajuan normalisasi sungai ini disetujui DPRD, kami merencanakan pekerjaan normalisasi dari bawah atau arah hilir. Hal ini untuk memudahkan pekerjaan. Sekarang, yang perlu diwaspadai adalah potensi luapan air. Kami selalu memantau dengan mantri-mantri air di wilayah rawan banjir. Komunikasi kami selalu terpantau di pemkab," jelas dia.(den)



Post Date : 08 November 2007