|
AMBON, KOMPAS — Sedikitnya 20 lokasi tanggul di lima sungai di Ambon, Maluku, jebol saat banjir Selasa lalu. Kondisi itu dapat memicu air sungai meluap dan merendam permukiman warga saat turun hujan berintensitas tinggi. Warga setempat mewaspadai terjadinya banjir susulan. Apalagi, hujan deras di Ambon diperkirakan masih terjadi hingga September. Berdasarkan pengecekan Balai Sungai Wilayah Maluku, kelima sungai yang banyak bagian tanggulnya jebol itu adalah Sungai Wai Ruhu, Wai Tomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu Gantung, dan Wai Batu Merah. Dari kelima sungai inilah banjir besar di pusat Kota Ambon Selasa lalu bermula. Air sungai meluap setelah turun hujan dengan intensitas tinggi. Air hujan yang masuk ke sungai tidak bisa segera terbuang ke laut karena saat bersamaan air laut pasang. Kepala Balai Sungai Wilayah Maluku Muhammad Marasabessy, Kamis (1/8), mengatakan, tanggul mudah jebol karena usianya sudah tua. Tanggul-tanggul itu umumnya dibangun tahun 1970. Selain itu, banyak tanggul yang digunakan warga sebagai dinding rumah sehingga melemahkan konstruksi tanggul. Perbaikan tanggul Muhammad menargetkan dalam dua minggu, pemasangan beronjong kawat berisi batu untuk menggantikan tanggul yang jebol sudah tuntas. Adapun perbaikan permanen, Balai Sungai Wilayah Maluku membutuhkan waktu 2-3 bulan. ”Beronjong kami prioritaskan terlebih dulu karena potensi hujan dengan intensitas tinggi masih mungkin terjadi. Jika tidak, air sungai akan lebih mudah meluap dan merendam permukiman warga saat hujan deras,” ujarnya. Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Ambon, hujan dengan intensitas tinggi, berkisar 300-400 milimeter, masih mungkin terjadi hingga September. Selasa lalu, saat banjir merendam 1.310 rumah di Ambon, intensitas hujan 333,4 milimeter. Menurut pengamatan Kompas, di tanggul Sungai Wai Batu Gajah, tepatnya di kawasan Air Mata Cina dan Urimessing, tanggul yang jebol tersebar di tiga lokasi. Panjang tanggul yang jebol 10 meter-70 meter, dengan ketinggian tanggul sekitar 2 meter. ”Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy sudah melihat tanggul yang jebol ini dan berjanji akan segera memasang beronjong. Namun sampai kini, belum terealisasi,” ujar Taufik Mochtar Ohiyoe (30), warga Air Mata Cina. Kondisi ini membuat Taufik seta warga Air Mata Cina dan Urimessing khawatir air sungai mudah meluap dan kembali merendam permukiman saat hujan deras. ”Sampai sekarang, banyak warga belum berani kembali tinggal di rumah,” ujar Rahmat (35), warga Air Mata Cina lainnya. Hingga kemarin, 750 warga Air Mata Cina masih mengungsi di salah satu tempat ibadah di Air Mata Cina. Selain di Air Mata Cina dan Urimessing, tanggul sungai yang jebol terlihat pula di Batu Gajah dan Batu Merah. Sama seperti Air Mata Cina dan Urimessing, warga di sana pun cemas banjir akan lebih mudah terjadi saat tanggul belum diperbaiki. Mereka berharap perbaikan tanggul segera dilakukan. (APA) Post Date : 02 Agustus 2013 |