|
Sampah, mungkin bagi sebagian orang adalah sesuatu yang tidak berguna dan disia-siakan begitu saja. Namun sampah bisa berbeda di tangan ibu-ibu Cilebut, Bogor, ini. Hari Kartini yang jatuh Minggu (21/4/2013) memberi daya lecut bagi mereka untuk menyelamatkan Bumi.
Ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Untung Nabung Sampah (UNASA) ini bisa menjadikan sampah sebagai salah satu sumber penghasilan lewat Bank Sampah UNASA.
Di saung kompos Bumi Pertiwi II RW 14 Desa Cilebut Timur para "Kartini sampah" ini berjuang untuk merintis upaya pengelolaan sampah yang bisa mengurangi volume pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) sekaligus mendapatkan nilai tambah ekonomi.
Isti Wahyuni, ketua Bank Sampah UNASA membina anggotanya melakukan pemisahan awal sampah di rumah masing-masing. Sampah anorganik yang masih bernilai ekonomis disetorkan ke bank, yang kemudian dijual ke lapak barang bekas.
"Setiap hari Rabu mulai pukul 9 pagi sampai 12 siang bank sampah dibuka. Warga yang mau setor sampah biasanya datang sambil bawa karungan sampah," kata Isti kepada detikcom dalam acara peresmian bank sampah yang mengangkat tema "Dengan Semangat Kartini Kita Selamatkan Bumi" di Cileubut, Bogor, Minggu (21/4/2013).
Isti mengatakan pengelolaan sampah UNASA dilakukan dengan memperhatikan kaidah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Para ibu akan mengumpulkan sampah dapur mereka kemudian menyetorkannya ke bank sampah. Selain itu sampah kemasan plastik yang tidak bisa disetor ke bank sampah dijadikan jenis kerajianan seperti tas, tempat tisu, dan tempat pensil.
Usaha yang telah dirintis sejak November 2012 ini memang sengaja diremikan bertepatan dengan Hari Kartini. Mengingat kegiatan ini dilakukan oleh para ibu-ibu yang dengan semangat Kartini terus peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Selain bank sampah, dilakukan juga pengolahan sampah organik melalui Saung Kompos. Isti menjelaskan, dengan pengelolaan sampah oleh warga maka sampah yang diangkut ke TPA hanyalah tinggal sampah sisa saja yang tidak diolah.
"Jadi kita bantu pengurangan sampah di lingkungan. Awalnya TPS bisa sampai lebih dari 10, sekarang jadi cuma satu. Artinya sampah di lingkungan berkurang," ujar Isti.
Menurut Isti, Bank Sampah UNASA dan Saung Kompos inilah yang menjadikan sampah yang semula dikirim semuanya ke TPA bisa berkurang volumenya. Sebab, sampah ada yang bisa dijual, dijadikan barang kerajinan, dan diolah menjadi kompos. "Kartini-kartini sampah" mengambil peran menumbuhkan semangat peduli lingkungan.
"Bila kita ramah dengan alam, maka alam akan ramah dengan kita," ucap Isti.
Acara ini juga disemarakkan dengan aksi bersih-bersih Sungai Ciliwung, penanaman pohon, peragaan pembuatan kerajinan daur ulang dari sampah, bazar produk kerajinan UNASA serta lomba anak-anak.
Post Date : 22 April 2013 |