Beli Air Bersih, Warga Terpaksa Jual Ternak

Sumber:Koran Sindo - 12 September 2013
Kategori:Air Minum
GUNUNGKIDUL – Kekeringan di Gunungkidul sudah menjadi bencana rutin. Begitu pula dengan kebiasaan warga menjual ternaknya demi membeli air bersih dari truk tangki milik swasta.

Hal ini dilakukan lantaran warga tidak memiliki uang tunai untuk membeli air yang sudah menjadi kebutuhan pokok. Beragam hewan ternak seperti ayam dan kambing menjadi “senjata” andalan warga untuk ditukarkan dengan air bersih. Saroyo, 60, Warga Dusun Kamal, Desa Wunung, Kecamatan Wonosari misalnya. Dia mengaku menjual tiga ekor ayam untuk bisa membeli air bersih dari truk tangki swasta.

Di dusun ini, harga air Rp70.000 per tangki dengan kapasitas 5.000 liter. “Saya jual tiga ekor ayam ukuran tanggung, masing- masing laku Rp35.000. Jadi bisa membeli air dan untuk belanja kebutuhan lain,” ucapnya kepada wartawan, kemarin. Warga lainnya, Parniyem, 50, mengaku hingga saat ini menjual lima ekor ayam untuk keperluan air bersih ini. “Mau menunggu bantuan air, tidak jelas lagi.

Baru sekali dapat bantuan air bersih gratis. Habis itu yakami harus beli,” katanya. Harga jual air bersih saat ini bervariasi. Harga tergantung dari jauh dekatnya areal pengiriman dengan sumber air. Untuk wilayah dengan jarak dekat, harga air berkisar Rp60.000–80.000. Sedangkan untuk wilayah yang jauh, harganya bisa mencapai Rp105.000–140.000. Di Kecamatan Saptosari harga air sudah mencapai Rp105.000 per tangki.

Dengan demikian, warga terpaksa berhemat agar air bersih agar bisa bertahan lebih lama untuk keperluan utama keluarga. “Harganya sudah Rp105.000. Jadi memang kami berusaha sehemat mungkin. Karena kami harus jual ternak dan hasil panen untuk bisa membeli air,” ucap Kamidi, warga Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari.

Sementara itu, Pemkab Gunungkidul juga terus berupaya memberikan layanan air gratis bagi warga miskin. Saat ini, terdapat 17 tangki yang dikelola pemkab maupun diserahkan ke kecamatan. “Kami sudah petakan dan distribusi dilakukan di Dinsosnakertrans, serta 10 kecamatan yang menjadi langganan kekeringan,” kata Sekda Gunungkidul Budi Martono. Untuk Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) melayani air bersih ke delapan kecamatan saja.

Yaitu Kecamatan Rongkop, Girisubo, Semin, Ngawen, Nglipar, Panggang, Saptosari, dan Tepus. Sedangkan kecamatan lain, dropping air bersih dilayani truk tangki yang dikelola kecamatan masing-masing. Selain mengandalkan dropping air, di Gunungkidul juga terdapat banyak telaga. Hanya, saat ini telaga digunakan warga untuk mencuci juga mandi. suharjono

Post Date : 12 September 2013