|
Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau menargetkan dapat menekan tonase sampah rumah tangga hingga lima persen dari total sampah rumah tangga 840 ton per hari dalam program 3R, mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah. "Targetnya tidak besar, lima persen saja sudah sangat bagus dari 840 ton sampah per hari," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Suleman Nababan di Batam, Senin (8/12). Ia mengakui target itu relatif lebih sedikit dibanding target pemerintah pusat sebesar 20 persen. Namun, menurut dia, penekanan lima persen sampah rumah tangga di Batam sudah besar. Masyarakat Batam mayoritas adalah pekerja yang sibuk dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kesulitan untuk ikut dalam manajemen sampah dalam program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Meski begitu, Pemkot Batam terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program 3R. Pemkot juga mendorong pendirian koperasi sampah untuk mengelola limbah rumah tangga. "Dalam peraturan, pengelola sampah itu adalah RT dan RW, namun di Tiban, RT dan RW-nya sepakat membangun koperasi. Ini bagus, dan kami dorong daerah lain untuk melakukan itu juga," kata Nababan. Koperasi bertugas mengangkut sampah ke "bin container", sekaligus melakukan 3R dengan memilah dan mengotak-kotakkan sampah. "Harapan kami, koperasi berpartisipasi membantu sampah terpilah, sehingga yang dibuang ke TPS berkurang," kata dia. Sebenarnya, kata Kepala Dinas, pihak yang paling berjasa dalam mengurangi tonase sampah di Batam adalah pemulung. "Pemulung bisa mengurangi sampah sampai 30 persen," kata Kepala Dinas. Pemulung memilah dan menggunakan kembali sampah yang masih bernilai ekonomis untuk digunakan kembali atau didaur-ulang. Sayang, dalam memilah sampah masih bernilai ekonomis pemulung kerap kali membuat lingkungan tambah kotor dengan mengacak-acak sampah yang sudah dikemas dengan baik. Post Date : 10 Desember 2014 |