|
Inspeksi mendadak (sidak) Komisi C DPRD Surabaya ke sejumlah proyek drainase Senin (1/12) mengungkap banyak persoalan. Menjelang musim hujan, justru tidak sedikit proyek yang mangkrak. ”Problem seperti itu terjadi di sebagian besar proyek infrastruktur tahun ini. Selain lambat, banyak yang pelaksanaannya kurang maksimal,” kata Ketua Komisi C Syaifuddin Zuhri. Salah satu yang didatangi adalah proyek box culvert dan jalur pedestrian di sepanjang Jalan Genteng Besar. Proyek tersebut digarap sejak tiga bulan lalu, tetapi perkembangannya baru 70 persen. Padahal, deadline proyek adalah 15 Desember. Sejumlah temuan juga diperoleh dari sidak itu. Salah satu yang mencolok adalah kualitas proyek yang dianggap minimalis. Mulai pemasangan box culvert ala kadarnya hingga kurangnya pengamanan. ”Itu belum termasuk sejumlah bangunan di sekitar box culvert yang rusak karena pelaksanaan proyek terkesan kejar tayang,” imbuh anggota komisi C Vinsensius Awey. Temuan tidak jauh berbeda terdapat di lokasi proyek box culvert Jalan HR Muhammad. Di sana, meski sudah klir, ternyata hasil proyek kurang maksimal. ”Dari sisi teknis, hasil proyek itu rawan rusak,” tambah anggota lain, M. Machmud. Yang menarik, ada juga laporan soal mandeknya proyek banjir gara-gara ditinggal kontraktor. Di antaranya, sejumlah proyek pemasangan box culvertdi kawasan Surabaya Barat. ”Di sana banyak proyek yang sekarang ditinggal meski belum selesai 100 persen,” jelas Awey. Fakta itu menambah daftar panjang persoalan di balik program infrastruktur di Surabaya tahun ini. Sebelumnya, berdasar hasil evaluasi badan anggaran (banggar) DPRD dan tim anggaran pemkot, realisasi program infrastruktur (terutama di dinas PU bina marga dan pematusan, Red) memang cukup rendah. Di antara total jatah anggaran Rp 1,17 triliun, hingga kini instansi itu baru bisa merealisasikan program Rp 375 miliar alias hanya 32 persen. Post Date : 02 Desember 2014 |