Tidak hanya menjadi salah satu indikator diraihnya Adipura Kencana 2014, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo ternyata menjadi contoh pengolahan sampah di Indonesia.
Hal ini setelah dinilai pengolahan sampah TPA Benowomenjadi yang terbaik berdasar penilaian Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sistem pengolahan sampah TPA Benowo menjadi listrik dan bahan baku bangunan kedepanya mempunyai manfaat cukup besar.
Artinya, sampah yang sebelumnya selalu menjadi barang yang terbuang nantinya bisa bernilai ekonomi tinggi.
"Kalau tidak salah nantinya air limbah yang selalu menjadi persoalan itu bisa diolah menjadi air bersih," kata Tri Rismaharini, Jumat (13/6/2014).
Oleh karena itu, dikatakan Risma, dengan sistem pengelolaan sampah berteknologi moderen tersebut nantinya tidak ada sampah yang tersisa di TPA Benowo.
Bahkan, hasil olahan sampah kedepan bisa mendatangkan manfaat bagi warga Surabaya.
"Itulah yang menjadi penilaian positip kementerian LH sehingga menjadi sistem pengolahan sampah TPA Benowomenjadi projeck pilot nasional," tandas Risma.
Hal sama disampaikan Ketua DPRD Surabaya, Mochammad Machmud. Menurutnya, pengolahan sampah TPA Benowomenjadi embrio prospektif masa depan.
Dimana pengolahan sampah TPA Benowo penuh teknologi yang digunakan pertama kali di Indonesia. Ini dikarenakan diTPA Benowo terjadi simbiosis yang kuat antara manusia dengan teknologi moderen.
Dimana untuk pemilahan sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak bisa didaur ulang akan dilakukan oleh tenaga manusia.
Sedangkan untuk pengolahan sampah yang sudah dipilah menjadi listrik dan bahan bangunan digunakan teknologi modren.
"Itulah mengapa kita sebut TPA Benowo pengolahan sampahnya menjadi yang terbaik di Indonesia sekarang ini, dan wajar jika menjadi barometer nasional," kata Machmud.
Di samping itu, ungkap Machmud, dengan teknologi yang digunakan dengan hasil nol sampah tersebut menjadi jaminan tersendiri tidak akan dibutuhkannya lahan baru.
Hal itu berbeda dengan pengolahan sampah sistem sanitasi lenfil. Dimana sampah hanya ditumpuk dan dipisahkan air limbahnya yang lambat laun akan menghabiskan lahan TPA.
Dan hal itu dipastikan akan cukup merepotkan ditengah sulitnya mencari lahan baru di Kota Surabaya.
"Makanya, kita nilai penggunaan sistem pengolahan sampah menjadi listrik dan bahan baku lain sebagai pilihan terbaik. Dan kita salut dengan Pemkot Surabaya yang telah berhasil menciptakan sistem pengolahan sampah di TPA Benowo," tandas Machmud.
Sementara Tim Ahli PT Sumber Organik pengelola sampah TPA Benowo, Guntur menjelaskan, pengolahan sampah TPA Benowo memang nantinya dilakukan dengan teknologi moderen.
Dimana tidak akan ada lagi sampah yang tersisa dari pengolahan sampah.
"Sistem pengolahan yang kita gunakan itu memang solusi mengatasi keterbatasan lahan pembuangan," kata Guntur.
Dijelaskan Guntur, sistem pengolahan sampah TPA Benowonantinya akan diolah menjadi listrik dan bahan baku lain.
Dimana bila sebelumnya pengolahan sampah menggunakan sistem penumpukan kemudian ditutup rapat sehingga menghasilkan gas untuk menggerakkan turbin dengan listrik yang dihasilkan hanya 1 Mega Watt (MW).
Maka nantinya dengan teknologi modern sampah yang masuk ke TPA Benowo yang perharinya kini mencapai sekitar 1.500 ton itu akan diolah dan dibakar untuk menggerakkan turbin yang mampu menghasilkan listrik kisaran 7 MW.
"Listrik tersebut tentu bernilai ekonomi tinggi yang dihasilkan dari sampah," tandas Guntur.
Sayangnya, ungkap Guntur, hingga sekarang ini investor PT Sumber Organik sebagai pengelola sampah TPA Benowo masih terganjal oleh perizinan dalam pengembangan sistem moderen dari Pemkot Surabaya.
Terutama izin surat keterangan rencana kota (SKRK) yang belum turun sehingga menjadikan izin-izin lain seperti IMB, HO dan lainya belum didapat investor.
"Kita berharap tahun ini SKRK dan perizinan lain dari Pemkot segera keluar sehingga kita secepatnya bisa membangun pengembangan sistem pengolah sampah modern TPA Benowo," tutur Guntur.
Post Date : 17 Juni 2014
|