85 Rumah Terendam, Satu Kena Longsor

Sumber:Kompas - 06 Desember 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Cilacap, Kompas - Sedikitnya 85 rumah di Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terendam banjir sedalam 30-40 sentimeter akibat hujan deras pada Jumat (3/12) malam. Banjir juga merendam lebih dari 10 hektar sawah di Kecamatan Cipari dan Wanareja.

Hal itu disebabkan karena Sungai Cikawung meluap dan tanggulnya yang jebol sepanjang 10 meter.

Selain itu, satu rumah di Desa Tayem, Kecamatan Karangpucung, roboh akibat tertimpa tebing longsor.

Anggota Unit Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap wilayah Majenang, Sabar, mengatakan, Sabtu (4/12) pagi, banjir telah surut. Tinggal areal sawah di sebagian Kecamatan Cipari dan Wanareja yang masih terendam banjir.

Camat Karangpucung Sadmoko mengatakan, hujan sangat deras. Meski hanya sekitar 30 menit menyebabkan sebagian tebing di Desa Tayem longsor dan menimpa rumah warga, Aryoto.

Menurut Sadmoko, tidak ada korban jiwa. Namun, empat rumah di sekitar lokasi terancam terkena longsor juga. ”Kami meminta warga waspada,” katanya. Aryoto diminta membangun rumah di lahan yang lebih aman.

Stasiun Meteorologi Cilacap sebelumnya telah memperingatkan bahwa curah hujan selama Desember berada di atas normal. Kalau kondisi normal 300-400 milimeter kini menjadi 400-500 milimeter. Menurut pengamat cuaca, Maspujiono, hal itu dipengaruhi badai La Nina di perairan Samudra Pasifik.

Banjir di Bandung


Hujan deras yang mengguyur Bandung sejak Sabtu siang hingga sore menyebabkan ibu kota Jawa Barat itu nyaris lumpuh. Selain lalu lintas macet, hujan deras mengakibatkan longsor dan banjir.

Hujan menyebabkan Sungai Citepus meluap hingga membanjiri permukiman penduduk di Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo. ”Air setinggi 2,5 meter datang tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu 15 menit saja,” ujar Ketua RW 7 Kelurahan Pajajaran Oman Suryaman.

Daerah tersebut memang menjadi langganan banjir, tetapi biasanya tinggi air hanya mencapai paha orang dewasa. Banjir Sabtu sekitar pukul 15.30 itu setinggi leher orang dewasa.

Selain daerah Cicendo, hujan juga mengakibatkan dinding penahan tebing di daerah Babakan Siliwangi ambrol sepanjang 2,5 meter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kemacetan terjadi dari arah Ciumbuleuit ke arah Dago.

Menurut Petugas Kecamatan Coblong, Uung Hendaya, ia sudah melaporkan ambrolnya tebing Babakan Siliwangi kepada Dinas Bina Marga Kota Bandung serta Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung.

”Saya mengkhawatirkan pohon-pohon tinggi di dekat lokasi ambrol. Bila tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin pohon-pohon tersebut ambruk ke arah jalan,” katanya.

Libur panjang pada akhir pekan juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di Bandung. Antara lain di sekitar Institut Teknologi Bandung, jembatan layang Pasupati, dan daerah Pasteur.

Lampu lalu lintas tidak mampu mengatur barisan panjang kendaraan pribadi dengan pelat nomor Bandung ataupun Jakarta. Pada beberapa titik perempatan jalan, polisi lalu lintas harus turun tangan karena kemacetan sudah tak mampu diatasi lampu lalu lintas.

Kendaraan roda dua memilih melepaskan diri dari kemacetan dengan naik ke trotoar hingga jalur pejalan kaki di pulau jalan. Tidak jarang, mereka mengambil jalur bagi kendaraan yang datang dari arah sebaliknya hingga menyebabkan lalu lintas semakin macet. (MDN/ELD)



Post Date : 05 Desember 2010