|
Calon Presiden dari Partai Democrat Gita Wirjawan mengingatkan bahwa upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi harus dibarengi kebijakan perluasan akses masyarakat miskin terhadap sumber-sumber hajat hidup publik, termasuk kebutuhan air bersih. "Refleksi Hari Air Sedunia jadi momentum kita semua untuk membenahi tata kelola pemerintahan yang berorientasi kepentingan masyarakat luas. Air, simbol utama kehidupan kita, ini kunci guna memastikan kesejahteraan untuk semua," kata Gita di Jakarta, Sabtu (22/3). Pernyataan Ketua Umum DPP Barisan Indonesia (Barindo) itu berkaitan dengan refleksi Hari Air Se-Dunia yang jatuh pada Sabtu ini dengan tema "Air dan Energi". Faktanya, kata Gita, pemenuhan air bersih untuk masyarakat Indonesia masih belum memenuhi target Millenium Development Goals (MDG's) tahun 2015. Diantara faktor yang menghambat, katanya, adalah tidak adanya reformasi di sektor tata kelola perusahaan daerah. Ia mengatakan, menurut laporan pemerintah, masih ada kekurangan cukup besar dari target 68 persen dan hal itu cukup memprihatinkan karena kelompok masyarakat miskin sangat sulit mendapatkan air bersih. Dampaknya, kualitas hidup masyarakat miskin berada di bawah standar. "Jika kita gagal mengelola dan memaksimalkan sumber daya air yang ada, maka muaranya bukan hanya kualitas hidup yang buruk namun juga krisis energi di masa depan," ujar Gita. Oleh karena itu, katanya, reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi di daerah harus berdampak pada jaminan ketersediaan air bersih untuk masyarakat, khususnya kelompok miskin. Hari Air Sedunia (World Day for Water) merupakan perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret. Inisiatif peringatan itu diumumkan pada Sidang Umum PBB ke-47 pada tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Antara Post Date : 24 Maret 2014 |